- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
1. Dengan
(menyebut) nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
2.
Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta
alam[3].
ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
3.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
مَـٰلِكِ یَوۡمِ ٱلدِّینِ
4.
Yang menguasai[4] hari pembalasan[5].
إِیَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِیَّاكَ نَسۡتَعِینُ
5.
Hanya Engkau lah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkau
lah kami mohon pertolongan[7].
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ
6.
Tunjukilah[8] kami ke jalan yang lurus.
صِرَ ٰطَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ
عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ
7. (Yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat[9].
BACA SEBELUMNYA ..... BACA SELANJUTNYA .....
[1]Saya memulai membaca Al-Faatihah ini dengan
menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik itu hendaknya dimulai dengan
menyebut nama Allah, seperti: makan, minum, menyembelih binatang untuk dimakan,
dsb. Allah ialah Zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan
sebenar-benarnya; yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk
membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah), salah satu dari nama Allah
yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya,
sedang Ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian, bahwa Allah senantiasa
bersifat rahmat yang menyebabkan Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada
makhluk-Nya.
[2]Alhamdu (segala puji),
memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakan dengan
kemauannya sendiri. Maka memuji
Allah berarti menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan
syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
diberikannya. Kita menghadapkan segala puji kepada Allah adalah karena Allah
sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3]Rabb (Tuhan), berarti Tuhan yang ditaati, yang
Memiliki, Mendidik, dan Memelihara. Lafaz “Rabb” tidak dapat dipakai selain
untuk Tuhan kecuali kalau ada sambungannya, contoh: “rabbulbait” (tuan rumah).
‘Aalamiin (semesta alam), semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari
berbagai macam seperti alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan,
benda-benda mati, dsb. Allah pencipta semua alam-alam itu.
[4]Maalik (Yang menguasai), dengan memanjangkan “mim”
itu berarti pemilik (yang empunya). Dapat pula dibaca dengan “Malik” dengan
memendekkan “mim”, berarti “raja”.
[5]Yaumiddin (hari pembalasan), hari yang pada waktu
itu setiap manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Disebut
juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, dsb.
[6]Na’budu diambil dari kata
ibaadat, kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang
kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta’iin (minta
pertolongan), diambil dari kata isti’anaah, mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup diselesaikan dengan tangan
sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami),
diambil dari kata hidayah, memberi pimpinan ke suatu jalan yang benar.
Maksudnya bukan sekedar memberi pimpinan, namun juga memberi taufik.
[9] Semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Komentar