- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kisah Nabi Musa a.s.
103.
Kemudian Kami utus Musa
sesudah Rasul-Rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun[1]
dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
104.
Dan Musa berkata: “Hai
Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam”.
105.
“Wajib atasku tidak
mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang
kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sebab itu lepaskanlah
Bani Israil (pergi) bersama aku”.
106.
Fir'aun menjawab: “Jika
benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu
termasuk orang-orang yang benar”.
107.
Lalu Musa menjatuhkan
tongkatnya, maka seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.
108.
Dan ia mengeluarkan
tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan)
oleh orang yang melihatnya.
109.
Para pemuka kaum Fir'aun
berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai”.
110.
“Yang bermaksud hendak
mengeluarkan kamu dari negerimu” (Fir'aun berkata): “Sekarang apa yang kamu
anjurkan?”.
111.
Para pemuka itu menjawab:
“Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang
yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir)”.
112.
“Supaya mereka membawa
kepadamu segala ahli sihir yang pandai”.
113.
Dan beberapa ahli sihir itu
datang kepada Fir'aun mengatakan: “(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat
upah, jika kamilah yang menang?”
114.
Fir'aun menjawab: “Ya, dan
(disamping itu) sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)”.
115.
Para ahli sihir berkata:
“Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan
melemparkan?”.
116.
Musa menjawab:
“Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap
mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut. Mereka mendatangkan sihir
yang besar (menakjubkan).
117.
Dan Kami wahyukan kepada
Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa
yang mereka sulapkan.
118.
Karena itu nyatalah yang
benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.
119.
Maka mereka kalah di tempat
itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
120.
Dan para ahli sihir itu
serta merta meniarapkan diri dengan bersujud[2].
121.
Seraya berkata: “Kami
beriman kepada Tuhan semesta alam”.
122.
“(Yaitu) Tuhan dari Musa
dan Harun.”
123.
Fir'aun berkata: “Apakah
kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya
(perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota
ini, untuk mengeluarkan penduduknya daripadanya; maka kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu ini)”.
124.
“Demi, sesungguhnya aku
akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik[3],
kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya.”
125.
Para ahli sihir itu
menjawab: “Sesungguhnya kepada Tuhan lah kami kembali”.
126.
“Dan kamu tidak membalas
dendam dengan menyiksa kami, melainkan karena kami telah beriman kepada
ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami. ‘Ya Tuhan kami,
limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan kami
berserah diri (kepada-Mu)’.”
127.
Berkatalah para pembesar
dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): “Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya
untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?”
Fir'aun menjawab: “Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan
hidup para perempuan mereka dan kita berkuasa penuh di atas mereka”.
128.
Musa berkata kepada
kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi
(ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari
hamba-hambanya, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
129.
Kaum Musa berkata: “Kami
telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu
datang[4].
Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu
kalifah di bumi (Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu[5].
130.
Dan sesungguhnya Kami telah
menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang
panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.
Sebelumnya ....... Selanjutnya .......
[1] Fir'aun adalah gelar bagi
raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Fir'aun pada masa Nabi Musa a.s.
ialah Menephthah (1232-1224 SM), anak dari Ramses II.
[2] Bersujud kepada Allah
karena meyakini kebenaran seruan Nabi Musa a.s. dan bukan ahli sihir seperti
yang mereka duga semula.
[3] Tangan kanan dan kaki kiri
atau sebaliknya.
[4] Mereka mengeluh bahwa
nasib mereka sama saja sebelum ataupun sesudah terlepas dari Fir'aun. Ini
menunjukkan kekerdilan jiwa dan kelemahan daya juang mereka.
[5] Allah akan membalas
perbuatan mereka, yang baik dibalas baik dan yang buruk dibalas dengan
keburukan.
Komentar