- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Menghormat Ka’bah sebagai sokoguru kehidupan manusia.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
لَیَبۡلُوَنَّكُمُ ٱللَّهُ بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلصَّیۡدِ تَنَالُهُۥۤ أَیۡدِیكُمۡ
وَرِمَاحُكُمۡ لِیَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن یَخَافُهُۥ بِٱلۡغَیۡبِۚ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ
بَعۡدَ ذَ ٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِیمٌ
94.
Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya Allāh akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang
buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombak kamu[1] supaya Allāh mengetahui orang
yang takut kepada-Nya, (biarpun) azab itu belum dilihatnya. Barang siapa yang
melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
لَا تَقۡتُلُوا۟ ٱلصَّیۡدَ وَأَنتُمۡ حُرُمࣱۚ وَمَن قَتَلَهُۥ مِنكُم مُّتَعَمِّدࣰا
فَجَزَاۤءࣱ مِّثۡلُ مَا قَتَلَ مِنَ ٱلنَّعَمِ یَحۡكُمُ بِهِۦ ذَوَا عَدۡلࣲ
مِّنكُمۡ هَدۡیَۢا بَـٰلِغَ ٱلۡكَعۡبَةِ أَوۡ كَفَّـٰرَةࣱ طَعَامُ مَسَـٰكِینَ
أَوۡ عَدۡلُ ذَ ٰلِكَ صِیَامࣰا لِّیَذُوقَ وَبَالَ أَمۡرِهِۦۗ عَفَا ٱللَّهُ
عَمَّا سَلَفَۚ وَمَنۡ عَادَ فَیَنتَقِمُ ٱللَّهُ مِنۡهُۚ وَٱللَّهُ عَزِیزࣱ ذُو ٱنتِقَامٍ
95.
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan[2] ketika kamu sedang ihram.
Barang siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah
mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan binatang buruan yang
dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadiah[3] yang dibawa sampai ke
Ka’bah[4], atau (dendanya) membayar
kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin[5], atau berpuasa seimbang
dengan makanan yang dikeluarkan itu[6], supaya dia merasakan
akibat yang buruk dari perbuatannya. Allāh memaafkan apa yang telah lalu[7], dan barang siapa yang
kembali mengerjakannya, niscaya Allāh akan menyiksanya. Allāh Maha Kuasa lagi mempunyai
(kekuasaan untuk) menyiksa.
أُحِلَّ لَكُمۡ صَیۡدُ ٱلۡبَحۡرِ
وَطَعَامُهُۥ مَتَـٰعࣰا لَّكُمۡ وَلِلسَّیَّارَةِۖ وَحُرِّمَ عَلَیۡكُمۡ صَیۡدُ ٱلۡبَرِّ
مَا دُمۡتُمۡ حُرُمࣰاۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِیۤ إِلَیۡهِ تُحۡشَرُونَ
96.
Dihalalkan
bagi kamu binatang buruan laut[8] dan
makanan (yang berasal) dari laut[9] sebagai
makanan yang lezat bagi kamu dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan
diharamkan atas kamu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam
ihram. Dan bertakwalah kepada Allāh yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.
جَعَلَ ٱللَّهُ ٱلۡكَعۡبَةَ ٱلۡبَیۡتَ
ٱلۡحَرَامَ قِیَـٰمࣰا لِّلنَّاسِ وَٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَٱلۡهَدۡیَ وَٱلۡقَلَـٰۤىِٕدَۚ
ذَ ٰلِكَ لِتَعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ یَعۡلَمُ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِ وَأَنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمٌ
97.
Allāh telah menjadikan
Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia[10], dan (demikian pula)
bulan Haram[11],
hadya[12], qalaid[13]. (Allāh menjadikan yang)
demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allāh mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi dan bahwa sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu.
ٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ
وَأَنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ
98.
Ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allāh amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allāh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
مَّا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلۡبَلَـٰغُۗ
وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا تَكۡتُمُونَ
99.
Kewajiban Rasul tidak lain
hanyalah menyampaikan, dan Allāh mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan.
قُل لَّا یَسۡتَوِی ٱلۡخَبِیثُ وَٱلطَّیِّبُ
وَلَوۡ أَعۡجَبَكَ كَثۡرَةُ ٱلۡخَبِیثِۚ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ یَـٰۤأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
100.
Katakanlah: “Tidak sama
yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu”,
maka bertakwalah kepada Allāh hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.
Larangan terhadap pertanyaan yang menyebabkan kemudharatan.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
لَا تَسۡـَٔلُوا۟ عَنۡ أَشۡیَاۤءَ إِن تُبۡدَ لَكُمۡ تَسُؤۡكُمۡ وَإِن
تَسۡـَٔلُوا۟ عَنۡهَا حِینَ یُنَزَّلُ ٱلۡقُرۡءَانُ تُبۡدَ لَكُمۡ عَفَا ٱللَّهُ
عَنۡهَاۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِیمٌ
101.
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabi kamu) hal-hal yang jika
diterangkan kepada kamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakannya
di waktu Al-Quräan itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepada kamu.
Allāh memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allāh Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
قَدۡ سَأَلَهَا قَوۡمࣱ مِّن
قَبۡلِكُمۡ ثُمَّ أَصۡبَحُوا۟ بِهَا كَـٰفِرِینَ
102.
Sesungguhnya telah ada
segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi
mereka), kemudian mereka menjadi kafir kepadanya[14].
مَا جَعَلَ ٱللَّهُ مِنۢ بَحِیرَةࣲ
وَلَا سَاۤىِٕبَةࣲ وَلَا وَصِیلَةࣲ وَلَا حَامࣲ وَلَـٰكِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ یَفۡتَرُونَ
عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۖ وَأَكۡثَرُهُمۡ لَا یَعۡقِلُونَ
103.
Allāh sekali-kali tidak
pernah mensyariatkan adanya bahirah[15], saibah[16], washilah[17], dan hām[18]. Akan tetapi orang-orang
kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allāh, dan kebanyakan mereka tidak
mengerti.
وَإِذَا قِیلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا۟
إِلَىٰ مَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسۡبُنَا مَا وَجَدۡنَا
عَلَیۡهِ ءَابَاۤءَنَاۤۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَاۤؤُهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ شَیۡـࣰٔا
وَلَا یَهۡتَدُونَ
104.
Apabila dikatakan kepada
mereka: “Marilah (mengikut) kepada apa yang diturunkan Allāh dan kepada Rasul”.
Mereka menjawab: “Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
عَلَیۡكُمۡ أَنفُسَكُمۡۖ لَا یَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا ٱهۡتَدَیۡتُمۡۚ إِلَى ٱللَّهِ
مَرۡجِعُكُمۡ جَمِیعࣰا فَیُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
105.
Hai orang-orang yang
beriman, jagalah diri kamu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat
kepada kamu apabila kamu telah mendapat petunjuk[19]. Hanya kepada Allāh kamu
kembali semuanya. Nanti Dia akan menerangkan kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.
[1]Allāh
menguji kaum muslim yang sedang mengerjakan ihram dengan melepaskan
binatag-binatang buruan, hingga mudah ditangkap.
[2]Baik
yang boleh dimakan maupun tidak, kecuali burung gagak, elang, kalajengking,
tikus, dan anjing buas (alam suatu riwayat, termasuk juga ular).
[3]Unta,
lembu, kambing, biri-biri, yang disedekahkan
untuk mendekatkan diri kepada Allāh.
[4]Yang
dibawa sampai ke daerah haram, untuk disembelih di sana dan dagingnya diberikan
kepada fakir miskin.
[5]Seimbang
dengan harga binatang ternak yang akan menjadi pengganti binatang yang
dibunuhnya itu.
[6]Berpuasa
selama sekian hari yang sama dengan mud yang diberikan kepada fakir miskin,
dengan catatan bahwa seorang fakir miskin mendapat satu mud (± 6,25 ons).
[7]Perbuatan
sebelum turun ayat ini.
[8]Yang
diperoleh dengan jalan mengail, memukat, dsb. Termasuk juga dalam pengertian
sungai, danau, kolam, dsb.
[9]Ikan
atau binatang laut yang diperoleh dengan mudah, karena telah mati terapung atau
terdampar di pantai, dsb.
[10]Ka’bah
menjadi tempat yang aman untuk mengerjakan urusan-urusan dunia dan akhirat, dan
pusat bagi amalah haji. Dengan adanya Ka’bah itu kehidupan manusia menjadi
kokoh.
[11]Dilarang melakukan
peperangan di bulan itu.
[12]Unta,
lembu, kambing, biri-biri, yang disedekahkan
untuk mendekatkan diri kepada Allāh, disembelih di tanah Haram dan dagingnya
dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadah haji.
[13]Dengan
penyembelihan hadya dan qalaid, orang yan berkorban mendapatkan pahala yang
sangat besar dan fakir miskin mendapatkan bagian dari daging binatang-binatang
sembelihan itu.
[14]Sesudah
diterangkan kepada mereka hukum-hukum yang mereka tanyakan lalu mereka tidak
menaatinya dan menjadi kafir.
[15]Bahirah
ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan,
lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi
lagi dan tidak boleh diambill air susunya.
[16]Saibah
ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nazar.
Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan
yang berat, maka ia biasanya bernazar akan menjadikan untanya saibah bila
maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
[17]Washilah
ialah bila seekor domba betina yang melahirkan anak kembar yang terdiri dari
jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washilah, tidak disembelih dan
diserahkan kepada berhala.
[18]Hām
ialah unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi karena sudah
membuntingkan unta betina sebanyak sepuluh kali. Bahirah, saibah, washilah, dan
hām adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.
[19]Kesesatan
orang lain itu tidak akan memberikan mudharat kepada orang-orang yang beriman.
Tetapi bukan berarti orang-orang beriman tidak menyeru untuk berbuat yang
ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Komentar