- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PENGKHIANATAN ORANG-ORANG YAHUDI TERHADAP PERJANJIAN MANUSIA DENGAN ALLAH.
Ketauhidan sesuai dengan fitrah manusia.
172.
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan-keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya Allah berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar nanti di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Allah)”.
173.
Atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan
sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah
mereka. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan-perbuatan
orang-orang yang sesat dahulu[1]?
174.
Dan demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
Perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Allah.
175.
Dan bacakanlah kepada
mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami
(pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat
itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda). Maka jadilah dia
termasuk orang-orang yang sesat.
176.
Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu. Tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dia mengulurkan lidahnya
(juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah agar mereka berfikir.
177.
Amat buruklah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah
mereka berbuat zalim.
Sifat-sifat penghuni neraka.
178.
Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang
disesatkan Allah[2], maka merekalah
orang-orang yang merugi.
179.
Dan sesungguhnya Kami
jadikan untuk (isi) neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka
mempunyai hati, tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai/bagaikan
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.
Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidradj[3].
180.
Allah memiliki asmaaul
husna[4],
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaul husna itu. Dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya[5]. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
181.
Dan diantara orang-orang
yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan yang hak dan dengan
yang hak itu mereka menjalankan keadilan.
182.
Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur (kea rah kebinasaan), secara yang tidak mereka ketahui.
183.
Dan Aku memberi tangguh
kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.
184.
Apakah (mereka lalai) dan
tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila, dia (Muhammad
itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.
185.
Apakah (mereka lalai) dan
tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan
Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita
manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al-Quräan itu?
186.
Barangsiapa yang Allah
sesatkan[6],
maka baginya tidak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
Hanya Allah lah yang mengetahui datangnya hari kiamat.
187.
Mereka menanyakan kepadamu
tentang hari kiamat. “Bilakah terjadinya?”. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu ada pada sisi Tuhanku: tidak seorangpun
yang dapat menjelaskan kedatangannya sampai hari kiamat selain Dia, hari kiamat
itu adalah amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi,
hari kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”.
188.
Katakanlah: “Aku tidak
berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan
kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib,
tentulah aku banyak memperoleh kemanfaatan dan sedikitpun aku tidak ditimpa
kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita
gembira bagi orang-orang yang beriman”.
Tuhan mengingatkan manusia kepada asal-usul
kejadiannya.
189.
Dia lah yang menciptakan
kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia
merasa senang kepadanya itu. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Kemudian setelah dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada
Allah, Tuhannya, seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak
yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”.
190.
Tetapi tatkala Allah
memberi kepada keduanya seorang anak yang saleh, maka keduanya[7]
menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan Allah
kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
191.
Apakah mereka
mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan
sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.
192.
Dan berhala-berhala itu
tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembah-Nya dan kepada
dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.
193.
Dan jika kamu (hai
orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu,
tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu: sama saja
(hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.
Berhala tidak patut disembah.
194.
Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.
195.
Apakah berhala-berhala
mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang
dengan itu ia dapat memegang dengan keras[8],
atau memiliki mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau memiliki telinga yang
dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: “Panggillah berhala-berhalamu yang
kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku,
tanpa memberi tangguh kepadaku”.
إِنَّ وَلِـِّۧیَ ٱللَّهُ ٱلَّذِی نَزَّلَ ٱلۡكِتَـٰبَۖ وَهُوَ یَتَوَلَّى ٱلصَّـٰلِحِینَ
196.
“Karena sesungguhnya
pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Quräan) dan Dia
melindungi orang-orang yang saleh”.
197.
“Dan berhala-berhala yang
kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong
dirinya sendiri”.
198.
Dan jika kamu sekalian
menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk berhala-berhala itu tidak
dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandangmu padahal ia
tidak melihat.
Dasar-dasar ahlakul karimah.
199.
Jadilah engkau pemaaf dan
serulah orang mengerjakan ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang
bodoh.
200.
Dan jika kamu ditimpa
sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah[9].
Karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
201.
Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada
Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (sadar
kembali).
202.
Padahal teman-teman mereka
(orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan
mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).
ADAB MENDENGAR PEMBACAAN Al-QURÄAN DAN BERZIKIR.
203.
Dan jika kamu tidak membawa
suatu ayat Al-Quräan kepada mereka, mereka berkata: “Mengapa tidak kamu buat
sendiri ayat itu?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang
diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al-Quräan ini adalah merupakan bukti-bukti
yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
204.
Dan apabila dibacakan
Al-Quräan, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar
kamu mendapat rahmat.[10]
205.
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.
206.
Sesungguhnya para malaikat
yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya lah mereka bersujud.[11]
Sebelumnya ....... Selanjutnya .......
[1] Maksudnya supaya
orang-orang musyrik tidak beralasan bahwa kesesatan mereka karena meniru orang-orang
tua mereka sehingga tidak tahu kalau sebenarnya yang demikian adalah salah, dan
supaya mereka tidak beralasan bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan
orang-orang tua mereka.
[2] Disesatkan Allah berarti
bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami
petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka
itu menjadi sesat.
[3] Membiarkan orang itu
bergelimang dalam kesesatannya, hingga orang itu tidak sadar bahwa dia
didekatkan secara berangsur-angsur kepada kehinaan.
[4] Nama-nama yang agung
sesuai sifat-sifat Allah.
[5] Jangan dihiraukan
orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan
sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaaul husna tetapi
dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakannya untuk nama-nama selain
Allah.
[6] Disesatkan Allah berarti
bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami
petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka
itu menjadi sesat.
[7] Orang-orang musyrik itu
menjadikan sekutu bagi Tuhan, anak mereka dijadikan hamba pula bagi berhala
yang mereka sembah. Oleh karenanya mereka menamakan anak-anak mereka dengan
Abdul Uzza, Abdu Manaah, Abdu Syam, dsb.
[8] Maksudnya menampar,
merusak, memukul, merenggut dengan kasar, dsb.
[9] Membaca “A’uudzubillaahi
minasysyaithaanirrajiim”.
[10] Sambil berdiam diri, baik
dalam sembahyang maupun diluar sembahyang, terkecuali sholat berjamaah ma’mum
boleh membaca surat Al-Faatihah sendiri ketika imam membawa ayat-ayat
Al-Quräan.
[11] Ini adalah salah satu
ayat sajadah yang disunatkan kita bersujud setelah pembacaannya atau
mendengarnya baik di dalam sembahyang maupun diluar sembahyang. Sujud ini
dinamakan sujud “Tilawah”.
Komentar