- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kisah Nabi Luth a.s.
80.
Dan (Kami juga telah
mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu[1]
yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kamu?”.
81.
Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
82.
Jawab kaumnya tidak lain
hanyalah: “Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini,
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang pura-pura menyucikan diri”.
83.
Kemudian Kami selamatkan
dia dan para pengikutnya kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan).
84.
Dan Kami turunkan kepada
mereka hujan (batu), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
berdosa itu.
Kisah Nabi Syu'aib a.s.
85.
Dan (Kami telah mengutus)
kepada penduduk Madyan[2]
saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
yang nyata dari Tuhanmu. Karena itu sempurnakanlah takaran dan timbangan serta
janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya,
dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
beriman”.
86.
“Dan janganlah kamu
duduk-duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang
yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi
bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu (berjumlah) sedikit, lalu Allah
memperbanyak (jumlah) kamu ini. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahannya
orang-orang yang berbuat kerusakan”.
87.
“Jika ada segolongan dari
kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula)
segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan
hukumnya diantara kita, dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya”.
88.
Pemuka-pemuka dari kaum
Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu
hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu (pengikut-pengikutmu) dari
kota kami (ini), atau kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syu'aib: “Apakah
(kamu juga akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?”
89.
“Sungguh kami
mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada
agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami
kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya).
Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami
bertawakkal: ‘Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan
hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya’.”
90.
Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib
yang kafir berkata (kepada sesamanya): “Sesungguhnya jika kamu mengikuti
Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi”.
91.
Kemudian mereka ditimpa
gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah
mereka.
92.
(Demikian dahsyatnya gempa
itu, sehingga) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum
pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib, mereka itulah
orang-orang yang merugi.
93.
Kemudian Syu'aib
meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat
kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang
kafir?”.
94.
Kami tidaklah mengutus
seseorang nabipun pada suatu kota, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan
Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka
tunduk dengan merendahkan diri.
95.
Kemudian Kami ganti
kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah
banyak. Dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasakan
penderitaan dan kesenangan”. Kemudian Kami timpakan siksaan atas mereka dengan
sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.
96.
Jikalau sekiranya penduduk kota-kota
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.
97.
Apakah penduduk kota-kota
itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di
waktu mereka sedang tidur?
98.
Atau apakah penduduk
kota-kota itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu
matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
99.
Apakah mereka merasa aman
dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab
Allah kecuali orang-orang yang merugi.
100.
Apa belum jelas bagi
orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa
kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya dan Kami
kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?
101.
Kota-kota (yang telah Kami
binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan
sungguh telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, namun mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang
dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati hati
orang-orang kafir.
102. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya
Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.
Sebelumnya ....... Selanjutnya .......
Komentar