Langsung ke konten utama

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH
Referensi Hukum dan Filsafat

Featured Post

PENUTUP TAFSIR SURAT 15. AL-HIJR

TAFSIR SURAT 79. AN-NĀZI'ĀT (MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

MUQADDIMAH

 

            Surat An-Nāzi’āt terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat An-Naba’. Dinamai An-Nāzi’āt diambil dari perkataan “An-Nāzi’āt” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula As-Shāhīrah yang diambil dari ayat ke-14, dan dinamai juga At-Thāmah diambil dari ayat ke-24.

 

Pokok-pokok isinya:

 

1.            Keimanan.

 

a.            Penegasan Allāh tentang adanya hari kiamat dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya;

 

b.            Manusia dibagi 2 golongan di akhirat;

 

c.            Manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya hari kiamat.

 

2.            Kisah.             Kisah Musa a.s. dan Fir'aun.

 

 

PENEGASAN HARI BERBANGKIT KEPADA ORANG-ORANG MUSYRIK YANG MENGINGKARINYA.

 

وَٱلنَّـٰزِعَـٰتِ غَرۡقࣰا

1.            Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.

 

وَٱلنَّـٰشِطَـٰتِ نَشۡطࣰا

2.            Dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.

 

وَٱلسَّـٰبِحَـٰتِ سَبۡحࣰا

3.            Dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat.

 

فَٱلسَّـٰبِقَـٰتِ سَبۡقࣰا

4.            Dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang.

 

فَٱلۡمُدَبِّرَ ٰ⁠تِ أَمۡرࣰا

5.            Dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)[1]

 

یَوۡمَ تَرۡجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ

6.            (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam.

 

تَتۡبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ

7.            Tiupan yang pertama itu diiringi oleh tiupan yang kedua.

 

قُلُوبࣱ یَوۡمَىِٕذࣲ وَاجِفَةٌ

8.            Hati manusia pada waktu itu sangat takut.

 

 أَبۡصَـٰرُهَا خَـٰشِعَةࣱ

9.            Pandangannya tunduk.

 

یَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرۡدُودُونَ فِی ٱلۡحَافِرَةِ

10.         (Orang-orang kafir) berkata: “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula[2]?

 

أَءِذَا كُنَّا عِظَـٰمࣰا نَّخِرَةࣰ

11.         Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?”

 

قَالُوا۟ تِلۡكَ إِذࣰا كَرَّةٌ خَاسِرَةࣱ

12.         Mereka berkata: “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”.

 

فَإِنَّمَا هِیَ زَجۡرَةࣱ وَ ٰ⁠حِدَةࣱ

13.         Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu tiupan saja.

 

فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ

14.         Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.

 

KISAH MUSA A.S. DAN FIR'AUN SEBAGAI PENGHIBUR BAGI NABI MUHAMMAD .

 

هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِیثُ مُوسَىٰۤ

15.         Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisa Musa,

 

إِذۡ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوًى

16.         Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;

 

ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

17.         “Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampui batas,

 

فَقُلۡ هَل لَّكَ إِلَىٰۤ أَن تَزَكَّىٰ

18.         Dan katakanlah (kepada Fir'aun): ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’,

 

وَأَهۡدِیَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخۡشَىٰ

19.         Dan kamu akan aku pimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?”

 

فَأَرَىٰهُ ٱلۡـَٔایَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰ

20.         Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.

 

فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ

21.         Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai.

 

ثُمَّ أَدۡبَرَ یَسۡعَىٰ

22.         Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).

 

فَحَشَرَ فَنَادَىٰ

23.         Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.

 

فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ

24.         (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.

 

فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلۡـَٔاخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰۤ

25.         Maka Allāh mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.

 

إِنَّ فِی ذَ ٰ⁠لِكَ لَعِبۡرَةࣰ لِّمَن یَخۡشَىٰۤ

26.         Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).

 

MEMBANGKITKAN MANUSIA ADALAH MUDAH BAGI ALLAH SEPERTI MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA

 

ءَأَنتُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا أَمِ ٱلسَّمَاۤءُۚ بَنَىٰهَا

27.         Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.


رَفَعَ سَمۡكَهَا فَسَوَّىٰهَا

28.         Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.

 

وَأَغۡطَشَ لَیۡلَهَا وَأَخۡرَجَ ضُحَىٰهَا

29.         Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

 

وَأَغۡطَشَ لَیۡلَهَا وَأَخۡرَجَ ضُحَىٰهَا

30.         Dan Bumi sesudah itu dihamparkannya.

 

أَخۡرَجَ مِنۡهَا مَاۤءَهَا وَمَرۡعَىٰهَا

31.         Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

 

وَٱلۡجِبَالَ أَرۡسَىٰهَا

32.         Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.

 

مَتَـٰعࣰا لَّكُمۡ وَلِأَنۡعَـٰمِكُمۡ

33.         (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

 

DI HARI KIAMAT ITU TERINGATLAH MANUSIA AKAN PERBUATANNYA DI DUNIA.

 

فَإِذَا جَاۤءَتِ ٱلطَّاۤمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ

34.         Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.

 

یَوۡمَ یَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَـٰنُ مَا سَعَىٰ

35.         Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.

 

وَبُرِّزَتِ ٱلۡجَحِیمُ لِمَن یَرَىٰ

36.         Dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

 

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ

37.         Adapun orang yang melampaui batas.

 

وَءَاثَرَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا

38.         Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia.

 

فَإِنَّ ٱلۡجَحِیمَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

39.         Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya).

 

وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ

40.         Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.

 

فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

41.         Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal (nya).

 

یَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَیَّانَ مُرۡسَىٰهَا

42.         (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?[3]

 

فِیمَ أَنتَ مِن ذِكۡرَىٰهَاۤ

43.         Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya).

 

إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَاۤ

44.         Kepada Tuhanmu lah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).

 

إِنَّمَاۤ أَنتَ مُنذِرُ مَن یَخۡشَىٰهَا

45.         Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit).

 

كَأَنَّهُمۡ یَوۡمَ یَرَوۡنَهَا لَمۡ یَلۡبَثُوۤا۟ إِلَّا عَشِیَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا

46.         Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi harinya.[4]

 

 

PENUTUP

 

            Surat An-Nāzi’āt mengutarakan sumpah Allāh dengan menyebut malaikat yang bermacam-macam tugasnya, bahwa hari kiamat pasti terjadi, dan membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allāh, serta mengancam orang-orang musyrik yang mengingkari kebangkitan dengan siksaan yang telah dialami Fir'aun dan para pengikutnya. Selanjutnya surat ini menerangkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari kiamat itu.

 

HUBUNGAN SURAT AN-NĀZI’ĀT DENGAN SURAT AN-NABA’.

 

            Pada akhir surat An-Nāzi’āt diterangkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah pemberi peringatan kepada orang-orang yang takut kepada hari kiamat, sedang pada permulaan surat ‘Abasa dibayangkan bahwa dalam memberikan peringatan itu hendaklah memberikan penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi peringatan dengan tidak memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat.


وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ


[1] Dalam ayat 1-5 Allāh bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat. Sebagian ahli tafsir berpendapat, bahwa dalam ayat-ayat tersebut Allāh bersumpah dengan bintang-bintang.

[2] Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian itu.

[3] Kata-kata ini diucapkan sebagai ejekan bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.

[4] Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia hanya sebentar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR SURAT 2. AL-BAQARAH (SAPI BETINA) AYAT 142-158

   JUZ 2   KEESAAN TUHAN LAH YANG AKHIRNYA MENANG   Sekitar pemindahan kiblat.   سَیَقُولُ ٱلسُّفَهَاۤءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِی كَانُوا۟ عَلَیۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُ إِلَىٰ صِرَ ٰ ⁠ طࣲ مُّسۡتَقِیمٍ 142.             Orang-orang yang kurang akalnya [1] di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?”. Katakanlah: “ Kepunyaan Allāh lah Timur dan Barat . Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus [2] ”.   وَكَذَ ٰ ⁠ لِكَ جَعَلۡنَـٰكُمۡ أُمَّةࣰ وَسَطࣰا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَاۤءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَیَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَیۡكُمۡ شَهِیدࣰاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِی كُنتَ عَلَیۡهَاۤ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن یَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن یَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَیۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِیرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِینَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیُضِیعَ إِیمَـٰنَكُمۡۚ إِنَّ

PENDAHULUAN TAFSIR SURAT 7. AL-A'RAAF (TEMPAT TERTINGGI)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   MUQADDIMAH               Surat Al-A'raaf termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al-An'aam dan termasuk golongan surat “Assab ‘uththiwaal” (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raaf diambil dari ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas syurga dan neraka.   Pokok-pokok isinya:   a.             Keimanan:   1)             mentauhidkan Allah dalam berdoa; 2)             beribadat; 3)             hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; 4)             menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; 5)             Allah bersemayam di ‘Arsy; 6)             bantahan terhadap kepalsuan syirik; 7)             ketauhidan adalah sesuai fitrah manusia; 8)             Musa berbicara denga

PENDAHULUAN TAFSIR SURAT 67. AL-MULK (KERAJAAN)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     MUQADDIMAH   Surat ini terdiri dari 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath-Tuur. Nama Al-Mulk diambil dari kata “Al-Mulk” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Dinamai pula surat ini dengan “At-Tabaarak” (Maha Suci).   Pokok-pokok isinya:   a.             Hidup dan mati ujian bagi manusia; b.             Allah menciptakan langit berlapis-lapis dan semua ciptaan-Nya mempunyai keseimbangan; c.             Perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta; d.             Azab yang diancamkan kepada orang-orang kafir; e.             Janji Allah kepada orang-orang mukmin; f.              Allah menjadikan bumi sedemikian rupa hingga mudah bagi manusia untuk mencari rezeki; g.             Peringatan Allah kepada manusia tentang sedikitnya mereka yang bersyukur kepada nikmat Allah. BACA SE