- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
MUQADDIMAH
Surat
An-Nāzi’āt terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah,
diturunkan sesudah surat An-Naba’. Dinamai An-Nāzi’āt diambil dari perkataan
“An-Nāzi’āt” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula As-Shāhīrah
yang diambil dari ayat ke-14, dan dinamai juga At-Thāmah diambil dari ayat
ke-24.
Pokok-pokok isinya:
1.
Keimanan.
a.
Penegasan Allāh tentang
adanya hari kiamat dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya;
b.
Manusia dibagi 2 golongan
di akhirat;
c.
Manusia tidak dapat
mengetahui kapan terjadinya hari kiamat.
2.
Kisah. Kisah Musa a.s. dan Fir'aun.
PENEGASAN HARI BERBANGKIT KEPADA
ORANG-ORANG MUSYRIK YANG MENGINGKARINYA.
1.
Demi (malaikat-malaikat)
yang mencabut (nyawa) dengan keras.
2.
Dan (malaikat-malaikat)
yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.
3.
Dan (malaikat-malaikat)
yang turun dari langit dengan cepat.
4.
Dan (malaikat-malaikat)
yang mendahului dengan kencang.
5.
Dan (malaikat-malaikat)
yang mengatur urusan (dunia)[1]
6.
(Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam.
7.
Tiupan yang pertama itu
diiringi oleh tiupan yang kedua.
8.
Hati manusia pada waktu itu
sangat takut.
9.
Pandangannya tunduk.
10.
(Orang-orang kafir) berkata:
“Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula[2]?
11.
Apakah (akan dibangkitkan
juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?”
12.
Mereka berkata: “Kalau
demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”.
13.
Sesungguhnya pengembalian
itu hanyalah dengan satu tiupan saja.
14.
Maka dengan serta merta
mereka hidup kembali di permukaan bumi.
KISAH MUSA A.S. DAN FIR'AUN
SEBAGAI PENGHIBUR BAGI NABI MUHAMMAD ﷺ.
15.
Sudahkah sampai kepadamu
(ya Muhammad) kisa Musa,
16.
Tatkala Tuhannya
memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;
17.
“Pergilah kamu kepada
Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampui batas,
18.
Dan katakanlah (kepada
Fir'aun): ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’,
19.
Dan kamu akan aku pimpin ke
jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?”
20.
Lalu Musa memperlihatkan
kepadanya mukjizat yang besar.
21.
Tetapi Fir'aun mendustakan
dan mendurhakai.
22.
Kemudian dia berpaling
seraya berusaha menantang (Musa).
23.
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya)
lalu berseru memanggil kaumnya.
24.
(Seraya) berkata: “Akulah
tuhanmu yang paling tinggi”.
25.
Maka Allāh mengazabnya
dengan azab di akhirat dan azab di dunia.
26.
Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).
MEMBANGKITKAN
MANUSIA ADALAH MUDAH BAGI ALLAH SEPERTI MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA
27.
Apakah
kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.
28.
Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.
29.
Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.
30.
Dan
Bumi sesudah itu dihamparkannya.
31.
Ia memancarkan daripadanya
mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
32.
Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh.
33.
(Semua itu) untuk kesenanganmu
dan untuk binatang-binatang ternakmu.
DI HARI KIAMAT ITU
TERINGATLAH MANUSIA AKAN PERBUATANNYA DI DUNIA.
34.
Maka apabila malapetaka
yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
35.
Pada hari (ketika) manusia
teringat akan apa yang telah dikerjakannya.
36.
Dan diperlihatkan neraka
dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
37.
Adapun orang yang melampaui
batas.
38.
Dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia.
39.
Maka sesungguhnya nerakalah
tempat tinggal (nya).
40.
Dan adapun orang-orang yang
takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
41.
Maka sesungguhnya syurgalah
tempat tinggal (nya).
42.
(Orang-orang kafir)
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?[3]
43.
Siapakah kamu (maka) dapat
menyebutkan (waktunya).
44.
Kepada Tuhanmu lah
dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
45.
Kamu hanyalah pemberi
peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit).
46.
Pada hari mereka melihat
hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan
(sebentar saja) di waktu sore atau pagi harinya.[4]
PENUTUP
Surat An-Nāzi’āt mengutarakan sumpah
Allāh dengan menyebut malaikat yang bermacam-macam tugasnya, bahwa hari kiamat
pasti terjadi, dan membangkitkan manusia itu adalah mudah bagi Allāh, serta
mengancam orang-orang musyrik yang mengingkari kebangkitan dengan siksaan yang
telah dialami Fir'aun dan para pengikutnya. Selanjutnya surat ini menerangkan
keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana kedahsyatan hari
kiamat itu.
HUBUNGAN
SURAT AN-NĀZI’ĀT DENGAN SURAT AN-NABA’.
Pada akhir surat An-Nāzi’āt
diterangkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. hanyalah pemberi peringatan kepada
orang-orang yang takut kepada hari kiamat, sedang pada permulaan surat ‘Abasa
dibayangkan bahwa dalam memberikan peringatan itu hendaklah memberikan
penghargaan yang sama kepada orang-orang yang diberi peringatan dengan tidak
memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat.
وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُوَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
[1] Dalam ayat 1-5 Allāh
bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya
bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat. Sebagian ahli tafsir
berpendapat, bahwa dalam ayat-ayat tersebut Allāh bersumpah dengan
bintang-bintang.
[2] Setelah orang-orang kafir
mendengar adanya hari kebangkitan sesudah mati mereka merasa heran dan mengejek
sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya
mereka bertanya demikian itu.
[3] Kata-kata ini diucapkan
sebagai ejekan bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.
[4] Karena hebatnya suasana
hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia hanya sebentar.
Komentar