Langsung ke konten utama

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH
Referensi Hukum dan Filsafat

Featured Post

PENUTUP TAFSIR SURAT 15. AL-HIJR

TAFSIR SURAT 78. AN-NABA' (BERITA BESAR)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

MUQADDIMAH

 

Surat An-Naba’ terdiri dari 40 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah, diturunkan setelah surat Al-Ma’ārij. Dinamai An-Naba’ diambil dari perkataan An-Naba’ yang terdapat pada ayat ke-2 surat ini. Dinamai juga “Amma jatasā alūn” diambil dari ayat pertama surat ini.

 

Pokok-pokok isinya:

Keimanan:

 

a.            Pengingkaran orang-orang musyrik tentang adanya hari berbangkit dan ancaman Allāh terhadap sikap mereka itu;

 

b.            Kekuasaan-kekuasaan Allāh yang terlihat dalam alam sebagai bukti adanya hari berbangkit;

 

c.            Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari berbangkit;

 

d.            Azab yang diterima orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allāh serta kebahagiaan yang diterima orang-orang mukmin di hari kiamat;

 

e.            Penyesalan orang kafir di hari kiamat.

 

 

HARI BERBANGKIT.

 

Kekuasaan Allah menciptakan alam dan nikmat-nikmat yang diberikan-Nya adalah bukti kekuasan-Nya membangkitkan manusia.


  عَمَّ یَتَسَاۤءَلُونَ

1.            Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

 

عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِیمِ

2.            Tentang berita yang besar.[1]

 

ٱلَّذِی هُمۡ فِیهِ مُخۡتَلِفُونَ

3.            Yang mereka perselisihkan tentang itu.

 

كَلَّا سَیَعۡلَمُونَ

4.            Sekali-kali tidak[2]; kelak mereka akan mengetahui.

 

ثُمَّ كَلَّا سَیَعۡلَمُونَ

5.            Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.

 

أَلَمۡ نَجۡعَلِ ٱلۡأَرۡضَ مِهَـٰدࣰا

6.            Bukankah Kami sudah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?

 

وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادࣰا

7.            Dan gunung-gunung sebagai pasak?

 

وَخَلَقۡنَـٰكُمۡ أَزۡوَ ٰ⁠جࣰا

8.            Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

 

وَجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتࣰا

9.            Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,

 

وَجَعَلۡنَا ٱلَّیۡلَ لِبَاسࣰا

10.         Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,[3]

 

وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشࣰا

11.         Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,

 

وَبَنَیۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعࣰا شِدَادࣰا

12.         Dan Kami bina di atas kamu tujuh  buah (langit) yang kokoh,

 

وَجَعَلۡنَا سِرَاجࣰا وَهَّاجࣰا

13.         Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),

 

وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡمُعۡصِرَ ٰ⁠تِ مَاۤءࣰ ثَجَّاجࣰا

14.         Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,

 

لِّنُخۡرِجَ بِهِۦ حَبࣰّا وَنَبَاتࣰا

15.         Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,

 

وَجَنَّـٰتٍ أَلۡفَافًا

16.         Dan kebun-kebun yang lebat?

 

Kehebatan hari berbangkit.

 

إِنَّ یَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ كَانَ مِیقَـٰتࣰا

17.         Sesungguhnya Hari Keputusan itu adalah suatu waktu yang ditetapkan.

 

یَوۡمَ یُنفَخُ فِی ٱلصُّورِ فَتَأۡتُونَ أَفۡوَاجࣰا

18.         Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.

 

وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَاۤءُ فَكَانَتۡ أَبۡوَ ٰ⁠بࣰا

19.         Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu.

 

وَسُیِّرَتِ ٱلۡجِبَالُ فَكَانَتۡ سَرَابًا

20.         Dan dijalankanlah gunung-gunung, maka menjadi fatamorgana lah ia.

 

Balasan terhadap orang yang durhaka.

 

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتۡ مِرۡصَادࣰا

21.         Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai[4]

 

لِّلطَّـٰغِینَ مَـَٔابࣰا

22.         Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampui batas.

 

لَّـٰبِثِینَ فِیهَاۤ أَحۡقَابࣰا

23.         Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya.

 

لَّا یَذُوقُونَ فِیهَا بَرۡدࣰا وَلَا شَرَابًا

24.         Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman..

 

إِلَّا حَمِیمࣰا وَغَسَّاقࣰا

25.         Selain air yang mendidih dan nanah.

 

جَزَاۤءࣰ وِفَاقًا

26.         Sebagai pembalasan yang setimpal.

 

إِنَّهُمۡ كَانُوا۟ لَا یَرۡجُونَ حِسَابࣰا

27.         Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab.

 

وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا كِذَّابࣰا

28.         Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya.

 

وَكُلَّ شَیۡءٍ أَحۡصَیۡنَـٰهُ كِتَـٰبࣰا

29.         Dan segala sesuatu yang telah Kami catat di dalam suatu kitab[5].

 

فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِیدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا

30.         Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain dari azab.

 

Balasan terhadap orang yang bertakwa.

 

إِنَّ لِلۡمُتَّقِینَ مَفَازًا

31.         Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.

 

حَدَاۤىِٕقَ وَأَعۡنَـٰبࣰا

32.         (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.

 

وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابࣰا

33.         Dan gadis-gadis remaja yang sebaya.

 

وَكَأۡسࣰا دِهَاقࣰا

34.         Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

 

لَّا یَسۡمَعُونَ فِیهَا لَغۡوࣰا وَلَا كِذَّ ٰ⁠بࣰا

35.         Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.

 

جَزَاۤءࣰ مِّن رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابࣰا

36.         Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.

 

رَّبِّ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَیۡنَهُمَا ٱلرَّحۡمَـٰنِۖ لَا یَمۡلِكُونَ مِنۡهُ خِطَابࣰا

37.         Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.

 

Perintah agar manusia memilih jalan yang benar kepada Tuhannya.

 

یَوۡمَ یَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ صَفࣰّاۖ لَّا یَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنۡ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَقَالَ صَوَابࣰا

38.         Pada hari, ketika roh[6] dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.

 

ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡیَوۡمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَن شَاۤءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ مَـَٔابًا

39.          Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.

 

إِنَّاۤ أَنذَرۡنَـٰكُمۡ عَذَابࣰا قَرِیبࣰا یَوۡمَ یَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ یَدَاهُ وَیَقُولُ ٱلۡكَافِرُ یَـٰلَیۡتَنِی كُنتُ تُرَ ٰ⁠بَۢا

40.         Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”.

 

 

PENUTUP

 

Surat An-Naba’ menerangkan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap  hari berbangkit, ancaman Allāh terhadap sikap mereka, azab yang akan mereka terima di hari kiamat serta kebahagiaan orang-orang yang beriman.

 

HUBUNGAN SURAT AN-NABA’ DENGAN SURAT AN-NĀZI’ĀT.

 

1.            Surat An-Naba’ menerangkan ancaman Allāh terhadap sikap orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari berbangkit, serta mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit, sedangkan pada surat An-Nāzi’āt Allāh bersumpah bahwa hari kiamat yang mendahului hari berbangkit itu pasti terjadi.


2.    Sama-sama menerangkan huru-hara yang terjadi pada hari kiamat dan hari berbangkit.


وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ


[1] Berita tentang hari berbangkit.

[2] Sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.

[3] Malam itu gelap menutupi jagat raya sebagaimana pakaian menutupi tubuh manusia.

[4] Ada suatu tempat yang pada tempat itu para penjaga neraka mengintai dan mengawasi isi neraka.

[5] Buku catatan amalan manusia.

[6] Para ahli tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud kata “roh” dalam ayat ini. Ada yang menyatakan “Jibril”, ada yang menyatakan “tentara Allāh”, dan ada juga yang menyatakan “roh manusia”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR SURAT 2. AL-BAQARAH (SAPI BETINA) AYAT 142-158

   JUZ 2   KEESAAN TUHAN LAH YANG AKHIRNYA MENANG   Sekitar pemindahan kiblat.   سَیَقُولُ ٱلسُّفَهَاۤءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِی كَانُوا۟ عَلَیۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُ إِلَىٰ صِرَ ٰ ⁠ طࣲ مُّسۡتَقِیمٍ 142.             Orang-orang yang kurang akalnya [1] di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?”. Katakanlah: “ Kepunyaan Allāh lah Timur dan Barat . Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus [2] ”.   وَكَذَ ٰ ⁠ لِكَ جَعَلۡنَـٰكُمۡ أُمَّةࣰ وَسَطࣰا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَاۤءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَیَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَیۡكُمۡ شَهِیدࣰاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِی كُنتَ عَلَیۡهَاۤ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن یَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن یَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَیۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِیرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِینَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیُضِیعَ إِیمَـٰنَكُمۡۚ إِنَّ

PENDAHULUAN TAFSIR SURAT 7. AL-A'RAAF (TEMPAT TERTINGGI)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   MUQADDIMAH               Surat Al-A'raaf termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al-An'aam dan termasuk golongan surat “Assab ‘uththiwaal” (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raaf diambil dari ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas syurga dan neraka.   Pokok-pokok isinya:   a.             Keimanan:   1)             mentauhidkan Allah dalam berdoa; 2)             beribadat; 3)             hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; 4)             menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; 5)             Allah bersemayam di ‘Arsy; 6)             bantahan terhadap kepalsuan syirik; 7)             ketauhidan adalah sesuai fitrah manusia; 8)             Musa berbicara denga

PENDAHULUAN TAFSIR SURAT 67. AL-MULK (KERAJAAN)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     MUQADDIMAH   Surat ini terdiri dari 30 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath-Tuur. Nama Al-Mulk diambil dari kata “Al-Mulk” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya kerajaan atau kekuasaan. Dinamai pula surat ini dengan “At-Tabaarak” (Maha Suci).   Pokok-pokok isinya:   a.             Hidup dan mati ujian bagi manusia; b.             Allah menciptakan langit berlapis-lapis dan semua ciptaan-Nya mempunyai keseimbangan; c.             Perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta; d.             Azab yang diancamkan kepada orang-orang kafir; e.             Janji Allah kepada orang-orang mukmin; f.              Allah menjadikan bumi sedemikian rupa hingga mudah bagi manusia untuk mencari rezeki; g.             Peringatan Allah kepada manusia tentang sedikitnya mereka yang bersyukur kepada nikmat Allah. BACA SE