- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI AL-QURÄAN.
Golongan mukmin.
الۤمۤ
1.
Aliflāmmīm[1].
ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتَـٰبُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ
هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ
2.
Kitab[2]
(Al-Qurän) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa[3].
ٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَیۡبِ
وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ یُنفِقُونَ
3.
(Yaitu) mereka
yang beriman[4]
kepada yang ghaib[5],
yang mendirikan shalat[6],
dan menafkahkan sebagian rezki[7]
yang Kami anugerahkan kepada mereka.
وَٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِمَاۤ أُنزِلَ
إِلَیۡكَ وَمَاۤ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡـَٔاخِرَةِ هُمۡ یُوقِنُونَ
4.
Dan mereka yang
beriman kepada Kitab (Al-Qurän) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab
yang telah diturunkan sebelummu[8],
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[9].
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَىٰ هُدࣰى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ
ٱلۡمُفۡلِحُونَ
5.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk
dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung[10].
Golongan kafir.
إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ سَوَاۤءٌ
عَلَیۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا یُؤۡمِنُونَ
6.
Sesungguhnya orang-orang
kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ
وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰۤ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةࣱۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ
عَظِیمٌ
7.
Allāh telah mengunci mati hati dan pendengaran
mereka[11]; dan penglihatan mereka ditutup[12]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Golongan musyrik.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ
مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم
بِمُؤۡمِنِینَ
8.
Di antara manusia
ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allāh dan hari kemudian”[13],
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
یُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِینَ
ءَامَنُوا۟ وَمَا یَخۡدَعُونَ إِلَّاۤ أَنفُسَهُمۡ وَمَا یَشۡعُرُونَ
9.
Mereka hendak menipu Allāh dan orang-orang
yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak
sadar.
فِی قُلُوبِهِم
مَّرَضࣱ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضࣰاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمُۢ بِمَا كَانُوا۟
یَكۡذِبُونَ
10.
Dalam hati mereka
ada penyakit[14],
lalu ditambah Allāh penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta.
وَإِذَا قِیلَ
لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ قَالُوۤا۟ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ
وَلَـٰكِن لَّا یَشۡعُرُونَ
11.
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi[15]. Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.
أَلَاۤ إِنَّهُمۡ
هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا یَشۡعُرُونَ
12.
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
وَإِذَا قِیلَ
لَهُمۡ ءَامِنُوا۟ كَمَاۤ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوۤا۟ أَنُؤۡمِنُ كَمَاۤ ءَامَنَ
ٱلسُّفَهَاۤءُۗ أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَاۤءُ وَلَـٰكِن لَّا یَعۡلَمُونَ
13.
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah
kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman!” Mereka menjawab: “Akan
berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah,
sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
وَإِذَا لَقُوا۟
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قَالُوۤا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡا۟ إِلَىٰ
شَیَـٰطِینِهِمۡ قَالُوۤا۟ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَهۡزِءُونَ
14.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang
yang beriman, mereka mengatakan: “Kami
telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[16], mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.
ٱللَّهُ
یَسۡتَهۡزِئُ بِهِمۡ وَیَمُدُّهُمۡ فِی طُغۡیَـٰنِهِمۡ یَعۡمَهُونَ
15.
Allāh akan (membalas) olok-olokan mereka dan
membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ
ٱلَّذِینَ ٱشۡتَرَوُا۟ ٱلضَّلَـٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَـٰرَتُهُمۡ
وَمَا كَانُوا۟ مُهۡتَدِینَ
16.
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.
مَثَلُهُمۡ
كَمَثَلِ ٱلَّذِی ٱسۡتَوۡقَدَ نَارࣰا فَلَمَّاۤ أَضَاۤءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ
ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِی ظُلُمَـٰتࣲ لَّا یُبۡصِرُونَ
17.
Perumpamaan mereka
adalah seperti orang yang menyalakan api[17],
dan setelah api itu menerangi sekelilingnya Allāh menghilangkan cahaya (yang
menyinari) mereka, dan membiarkannya dalamkegelapan, tidak dapat melihat.
صُمُّۢ بُكۡمٌ
عُمۡیࣱ فَهُمۡ لَا یَرۡجِعُونَ
18.
Mereka tuli, bisu, dan buta[18], maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar).
أَوۡ كَصَیِّبࣲ
مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ فِیهِ ظُلُمَـٰتࣱ وَرَعۡدࣱ وَبَرۡقࣱ یَجۡعَلُونَ أَصَـٰبِعَهُمۡ
فِیۤ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَ ٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِیطُۢ بِٱلۡكَـٰفِرِینَ
19.
Atau seperti
(orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar
suara) petir, sebab takut akan mati[19].
Dan Allāh meliputi orang-orang yang kafir[20].
یَكَادُ
ٱلۡبَرۡقُ یَخۡطَفُ أَبۡصَـٰرَهُمۡۖ كُلَّمَاۤ أَضَاۤءَ لَهُم مَّشَوۡا۟ فِیهِ
وَإِذَاۤ أَظۡلَمَ عَلَیۡهِمۡ قَامُوا۟ۚ وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ
بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَـٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ
20.
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan
mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allāh menghendaki,
niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allāh berkuasa atas segala sesuatu.
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Ialah huruf-huruf abjad
yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qurän seperti:
aliflāmmiim, aliflaamraa, aliflaammiim shad, dan sebagainya. Di antara ahli
tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allāh karena dipandang
termasuk ayat-ayat mutasyabihāt, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan
yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para
pendengar supaya memperhatikan Al-Qurän itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa
Al-Qurän itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qurän diturunkan dari Allāh dan hanya
buatan Muhammad ﷺ semata, maka cobalah mereka buat yang semacam Al-Qurän itu.
[2]Tuhan menamakan Al-Qurän
dengan Al-Kitab yang di sini berarti “yang ditulis”, sebagai isyarat bahwa
Al-Qurän diperintahkan menuliskannya.
[3]Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allāh
dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak
cukup diartikan dengan takut saja.
[4]Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai
dengan ketundukan dan penyerahan jiwa.Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan
apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[5]Yang ghaib adalah yang tidak dapat ditangkap oleh
panca indera. Percaya kepada yang ghaib yaitu meng-i’tikad-kan adanya
sesuatu “yang maujud” yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera,
karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya hal tersebut, seperti adanya
Allāh, malaikat, hari akhir, dsb.
[6]Shalat menurut bahasa Arab ialah do'a. menurut
istilah syara’ ialah ibadah yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan
disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan
kerendahan diri kepada Allāh. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan
teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun, dan adabnya, baik yang
lahir ataupun yang batin, seperti khusuk, memperhatikan apa yang dibaca, dsb.
[7]Rezki ialah segala yang dapat diambil manfaatnya.
Menafkahkan sebagian rezki adalah memberikan sebagian dari harta yang telah
diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyariatkan oleh agama untuk
memberinya, seperti orang-orang fakir, miskin, kaum kerabat, anak yatim, dll.
[8]Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad
ﷺ, ialah Kitab-kitab yang
diturunkan sebelum Al-Qurän seperti: Taurat, Zabur, Injil, dan Shuhuf-shuhuf
yang tersebut dalam Al-Qurän yang diturunkan kepada para Rasūlullāh, Allāh
menurunkan Kitab kepada Rasūlullāh ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril عليه السلام, lalu Jibril menyampaikannya
kepada Rasūlullāh.
[9]Yakin adalah kepercayaan yang kuat dengan tidak
dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah
kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat adalah
benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[10]Orang-orang yang mendapatkan apa yang
dimohonkannya kepada Allāh sesudah mengusahakannya.
[11]Orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan
segala macam nasihat pun tidakakan berbekas padanya.
[12]Mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami
ayat-ayat Al-Qurän yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari
tanda-tanda kebesaran Allāh yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi,
dan pada diri mereka sendiri.
[13]Hari kemudian adalah mulai makhluk dikumpulkan di
padang masyhar sampai waktu yang tidak terbatas.
[14]Keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad ﷺ lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan
kedengkian, iri hati, dan dendam terhadap Nabiﷺ,
agama, dan orang-orang Islam.
[15]Kerusakan yang dibuat bukan berarti berupa benda,
melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang
Islam.
[16]Para pemimpin mereka.
[17]Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil
manfaat dari petunjuk-petunjuk yang dating dari Allāh, karena sifat-sifat
kemunafikan yang bersemi dalam dada mereka.
[18]Dianggap tuli, bisu, dan buta karena tidak dapat
menerima kebenaran.
[19]Karena tidak sanggup mendengar
peringatan-peringatan Al-Quräan (Allāh).
[20]Pengetahuan dan kekuasan Allāh meliputi
orang-orang kafir.
Komentar