Langsung ke konten utama

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH
Referensi Hukum dan Filsafat

Featured Post

PENUTUP TAFSIR SURAT 15. AL-HIJR

TAFSIR SURAT 2. AL-BAQARAH (SAPI BETINA) AYAT 1-20


TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI AL-QURÄAN.

 

Golongan mukmin.

 

الۤمۤ

1.            Aliflāmmīm[1].

 

ذَ ٰلِكَ ٱلۡكِتَـٰبُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ

2.            Kitab[2] (Al-Qurän) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa[3].

 

ٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَیۡبِ وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ یُنفِقُونَ

3.            (Yaitu) mereka yang beriman[4] kepada yang ghaib[5], yang mendirikan shalat[6], dan menafkahkan sebagian rezki[7] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

 

وَٱلَّذِینَ یُؤۡمِنُونَ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡكَ وَمَاۤ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡـَٔاخِرَةِ هُمۡ یُوقِنُونَ

4.            Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qurän) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[8], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[9].

 

أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَىٰ هُدࣰى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

5.            Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung[10].

 

Golongan kafir.

 

إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ سَوَاۤءٌ عَلَیۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا یُؤۡمِنُونَ

6.            Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

 

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰۤ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةࣱۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِیمٌ

7.            Allāh telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka[11]; dan penglihatan mereka ditutup[12]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

 

Golongan musyrik.

 

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِینَ

8.            Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allāh dan hari kemudian”[13], padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

 

یُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَمَا یَخۡدَعُونَ إِلَّاۤ أَنفُسَهُمۡ وَمَا یَشۡعُرُونَ

9.            Mereka hendak menipu Allāh dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

 

فِی قُلُوبِهِم مَّرَضࣱ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضࣰاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمُۢ بِمَا كَانُوا۟ یَكۡذِبُونَ

10.         Dalam hati mereka ada penyakit[14], lalu ditambah Allāh penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

 

وَإِذَا قِیلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ قَالُوۤا۟ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا یَشۡعُرُونَ

11.         Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[15]. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.

 

أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا یَشۡعُرُونَ

12.         Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

 

وَإِذَا قِیلَ لَهُمۡ ءَامِنُوا۟ كَمَاۤ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوۤا۟ أَنُؤۡمِنُ كَمَاۤ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَاۤءُۗ أَلَاۤ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَاۤءُ وَلَـٰكِن لَّا یَعۡلَمُونَ

13.         Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman!” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

 

وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قَالُوۤا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡا۟ إِلَىٰ شَیَـٰطِینِهِمۡ قَالُوۤا۟ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَهۡزِءُونَ

14.         Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:  “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[16], mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.

 

ٱللَّهُ یَسۡتَهۡزِئُ بِهِمۡ وَیَمُدُّهُمۡ فِی طُغۡیَـٰنِهِمۡ یَعۡمَهُونَ

15.         Allāh akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

 

أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ ٱشۡتَرَوُا۟ ٱلضَّلَـٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَـٰرَتُهُمۡ وَمَا كَانُوا۟ مُهۡتَدِینَ

16.         Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

 

مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِی ٱسۡتَوۡقَدَ نَارࣰا فَلَمَّاۤ أَضَاۤءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِی ظُلُمَـٰتࣲ لَّا یُبۡصِرُونَ

17.         Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[17], dan setelah api itu menerangi sekelilingnya Allāh menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkannya dalamkegelapan, tidak dapat melihat.

 

صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡیࣱ فَهُمۡ لَا یَرۡجِعُونَ

18.         Mereka tuli, bisu, dan buta[18], maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).

 

أَوۡ كَصَیِّبࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ فِیهِ ظُلُمَـٰتࣱ وَرَعۡدࣱ وَبَرۡقࣱ یَجۡعَلُونَ أَصَـٰبِعَهُمۡ فِیۤ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَ ٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِیطُۢ بِٱلۡكَـٰفِرِینَ

19.         Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati[19]. Dan Allāh meliputi orang-orang yang kafir[20].

 

یَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ یَخۡطَفُ أَبۡصَـٰرَهُمۡۖ كُلَّمَاۤ أَضَاۤءَ لَهُم مَّشَوۡا۟ فِیهِ وَإِذَاۤ أَظۡلَمَ عَلَیۡهِمۡ قَامُوا۟ۚ وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَـٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ

20.         Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allāh menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allāh berkuasa atas segala sesuatu.


SEBELUMNYA .....                                    SELANJUTNYA .....



[1]Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qurän seperti: aliflāmmiim, aliflaamraa, aliflaammiim shad, dan sebagainya. Di antara ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allāh karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyabihāt, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Qurän itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qurän itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qurän diturunkan dari Allāh dan hanya buatan Muhammad semata, maka cobalah mereka buat yang semacam Al-Qurän itu.

[2]Tuhan menamakan Al-Qurän dengan Al-Kitab yang di sini berarti “yang ditulis”, sebagai isyarat bahwa Al-Qurän diperintahkan menuliskannya.

[3]Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allāh dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak cukup diartikan dengan takut saja.

[4]Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa.Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.

[5]Yang ghaib adalah yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Percaya kepada yang ghaib yaitu meng-i’tikad-kan adanya sesuatu “yang maujud” yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya hal tersebut, seperti adanya Allāh, malaikat, hari akhir, dsb.

[6]Shalat menurut bahasa Arab ialah do'a. menurut istilah syara’ ialah ibadah yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allāh. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun, dan adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusuk, memperhatikan apa yang dibaca, dsb.

[7]Rezki ialah segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki adalah memberikan sebagian dari harta yang telah diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyariatkan oleh agama untuk memberinya, seperti orang-orang fakir, miskin, kaum kerabat, anak yatim, dll.

[8]Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad , ialah Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qurän seperti: Taurat, Zabur, Injil, dan Shuhuf-shuhuf yang tersebut dalam Al-Qurän yang diturunkan kepada para Rasūlullāh, Allāh menurunkan Kitab kepada Rasūlullāh ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril عليه السلام, lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasūlullāh.

[9]Yakin adalah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat adalah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.

[10]Orang-orang yang mendapatkan apa yang dimohonkannya kepada Allāh sesudah mengusahakannya.

[11]Orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasihat pun tidakakan berbekas padanya.

[12]Mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Qurän yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allāh yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi, dan pada diri mereka sendiri.

[13]Hari kemudian adalah mulai makhluk dikumpulkan di padang masyhar sampai waktu yang tidak terbatas.

[14]Keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri hati, dan dendam terhadap Nabi, agama, dan orang-orang Islam.

[15]Kerusakan yang dibuat bukan berarti berupa benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.

[16]Para pemimpin mereka.

[17]Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang dating dari Allāh, karena sifat-sifat kemunafikan yang bersemi dalam dada mereka.

[18]Dianggap tuli, bisu, dan buta karena tidak dapat menerima kebenaran.

[19]Karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al-Quräan (Allāh).

[20]Pengetahuan dan kekuasan Allāh meliputi orang-orang kafir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR SURAT 6. AL-AN'AAM AYAT 61-73

  وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۖ وَیُرۡسِلُ عَلَیۡكُمۡ حَفَظَةً حَتَّىٰۤ إِذَا جَاۤءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا یُفَرِّطُونَ 61.         Dan Dia lah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, kemudian apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.   ثُمَّ رُدُّوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ مَوۡلَىٰهُمُ ٱلۡحَقِّۚ أَلَا لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَهُوَ أَسۡرَعُ ٱلۡحَـٰسِبِینَ 62.         Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dia lah yang paling cepat membuat perhitungan.   قُلۡ مَن یُنَجِّیكُم مِّن ظُلُمَـٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ تَدۡعُونَهُۥ تَضَرُّعࣰا وَخُفۡیَةࣰ لَّىِٕنۡ أَنجَىٰنَا مِنۡ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِینَ 63.         Katakanlah: “Siapakah yang dapat me

TAFSIR SURAT 2. AL-BAQARAH (SAPI BETINA) AYAT 142-158

   JUZ 2   KEESAAN TUHAN LAH YANG AKHIRNYA MENANG   Sekitar pemindahan kiblat.   سَیَقُولُ ٱلسُّفَهَاۤءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِی كَانُوا۟ عَلَیۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُ إِلَىٰ صِرَ ٰ ⁠ طࣲ مُّسۡتَقِیمٍ 142.             Orang-orang yang kurang akalnya [1] di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?”. Katakanlah: “ Kepunyaan Allāh lah Timur dan Barat . Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus [2] ”.   وَكَذَ ٰ ⁠ لِكَ جَعَلۡنَـٰكُمۡ أُمَّةࣰ وَسَطࣰا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَاۤءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَیَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَیۡكُمۡ شَهِیدࣰاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِی كُنتَ عَلَیۡهَاۤ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن یَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن یَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَیۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِیرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِینَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیُضِیعَ إِیمَـٰنَكُمۡۚ إِنَّ

PENDAHULUAN TAFSIR SURAT 7. AL-A'RAAF (TEMPAT TERTINGGI)

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   MUQADDIMAH               Surat Al-A'raaf termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al-An'aam dan termasuk golongan surat “Assab ‘uththiwaal” (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raaf diambil dari ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas syurga dan neraka.   Pokok-pokok isinya:   a.             Keimanan:   1)             mentauhidkan Allah dalam berdoa; 2)             beribadat; 3)             hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; 4)             menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; 5)             Allah bersemayam di ‘Arsy; 6)             bantahan terhadap kepalsuan syirik; 7)             ketauhidan adalah sesuai fitrah manusia; 8)             Musa berbicara denga