- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Wasiat.
كُتِبَ عَلَیۡكُمۡ إِذَا حَضَرَ
أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ إِن تَرَكَ خَیۡرًا ٱلۡوَصِیَّةُ لِلۡوَ ٰلِدَیۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِینَ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى
ٱلۡمُتَّقِینَ
180.
Diwajibkan atas
kamu apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut jika ia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya
secara ma’ruf[1]; (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
فَمَنۢ بَدَّلَهُۥ بَعۡدَ مَا سَمِعَهُۥ
فَإِنَّمَاۤ إِثۡمُهُۥ عَلَى ٱلَّذِینَ یُبَدِّلُونَهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِیعٌ
عَلِیمٌ
181.
Maka barang siapa
yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya maka sesungguhnya dosanya
adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allāh Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
فَمَنۡ خَافَ مِن
مُّوصࣲ جَنَفًا أَوۡ إِثۡمࣰا فَأَصۡلَحَ بَیۡنَهُمۡ فَلَاۤ إِثۡمَ عَلَیۡهِۚ إِنَّ
ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ
182.
(Akan
tetapi) barang siapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu berlaku berat
sebelah atau berbuat dosa lalu ia mendamaikan[2]
antara mereka maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allāh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Puasa.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ
لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
183.
Hai orang-orang
yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
أَیَّامࣰا مَّعۡدُودَ ٰتࣲۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ
أَیَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِینَ یُطِیقُونَهُۥ فِدۡیَةࣱ طَعَامُ مِسۡكِینࣲۖ
فَمَن تَطَوَّعَ خَیۡرࣰا فَهُوَ خَیۡرࣱ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ
إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
184.
(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka)
maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada
hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah (yaitu) memberi makan orang miskin. Maka barang siapa
yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan maka itulah yang lebih baik
baginya. Dan berpuasa
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
شَهۡرُ رَمَضَانَ
ٱلَّذِیۤ أُنزِلَ فِیهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدࣰى لِّلنَّاسِ وَبَیِّنَـٰتࣲ مِّنَ
ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡیَصُمۡهُۖ وَمَن
كَانَ مَرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۗ یُرِیدُ
ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡیُسۡرَ وَلَا یُرِیدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
185.
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quräan sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu
pada hari-hari yang lain. Allāh menghendaki kemudahan bagimu dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allāh atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu
supaya kamu bersyukur.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی
فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡیَسۡتَجِیبُوا۟
لِی وَلۡیُؤۡمِنُوا۟ بِی لَعَلَّهُمۡ یَرۡشُدُونَ
186.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat; Aku
mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
أُحِلَّ لَكُمۡ
لَیۡلَةَ ٱلصِّیَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَاۤىِٕكُمۡۚ هُنَّ لِبَاسࣱ لَّكُمۡ
وَأَنتُمۡ لِبَاسࣱ لَّهُنَّۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَخۡتَانُونَ
أَنفُسَكُمۡ فَتَابَ عَلَیۡكُمۡ وَعَفَا عَنكُمۡۖ فَٱلۡـَٔـٰنَ بَـٰشِرُوهُنَّ
وَٱبۡتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُوا۟ وَٱشۡرَبُوا۟ حَتَّىٰ
یَتَبَیَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَیۡطُ ٱلۡأَبۡیَضُ مِنَ ٱلۡخَیۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ
ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّیَامَ إِلَى ٱلَّیۡلِۚ وَلَا تُبَـٰشِرُوهُنَّ
وَأَنتُمۡ عَـٰكِفُونَ فِی ٱلۡمَسَـٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ
كَذَ ٰلِكَ یُبَیِّنُ
ٱللَّهُ ءَایَـٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ یَتَّقُونَ
187.
Dihalalkan
bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu
pakaian bagimu dan kamu pun pakaian bagi mereka. Allāh mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu karena itu Allāh
menerima taubatmu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allāh untukmu, dan makan minumlah
hingga terang benang putih dari benang hitam yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah
kamu campuri mereka itu sedang kamu beritikaf[3]
dalam masjid-masjid. Itulah larangan-larangan Allāh maka janganlah
kamu mendekatinya. Demikianlah Allāh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa.
وَلَا
تَأۡكُلُوۤا۟ أَمۡوَ ٰلَكُم بَیۡنَكُم
بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتُدۡلُوا۟ بِهَاۤ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ لِتَأۡكُلُوا۟ فَرِیقࣰا مِّنۡ
أَمۡوَ ٰلِ ٱلنَّاسِ
بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
188.
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim-hakim
supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa padahal kamu mengetahui.
Berjihad dengan jiwa dan harta di jalan Allāh.
یَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَهِلَّةِۖ قُلۡ
هِیَ مَوَ ٰقِیتُ لِلنَّاسِ وَٱلۡحَجِّۗ وَلَیۡسَ ٱلۡبِرُّ بِأَن تَأۡتُوا۟
ٱلۡبُیُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَـٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَأۡتُوا۟ ٱلۡبُیُوتَ
مِنۡ أَبۡوَ ٰبِهَاۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
189.
Mereka bertanya
kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan
sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; dan bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah
dari belakangnya[4]
akan tetapi kebaktian itu adalah kebaktian orang yang bertakwa. Dan masuklah ke
rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allāh agar kamu
beruntung.
وَقَـٰتِلُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ
ٱلَّذِینَ یُقَـٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ
ٱلۡمُعۡتَدِینَ
190.
Dan perangilah di jalan Allāh orang yang memerangi kamu (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena sesungguhnya Allāh
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
وَٱقۡتُلُوهُمۡ
حَیۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَیۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ
أَشَدُّ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۚ وَلَا تُقَـٰتِلُوهُمۡ عِندَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ
حَتَّىٰ یُقَـٰتِلُوكُمۡ فِیهِۖ فَإِن قَـٰتَلُوكُمۡ فَٱقۡتُلُوهُمۡۗ كَذَ ٰلِكَ جَزَاۤءُ
ٱلۡكَـٰفِرِینَ
191.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu
(Mekah); dan fitnah[5] itu lebih berbahaya daripada pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di
Masjidil Haram kecuali jika mereka memerangi kamu di
tempat itu. Jika mereka
memerangi kamu (di tempat itu) maka bunuhlah mereka. Demikianlah
balasan bagi orang-orang kafir.
فَإِنِ
ٱنتَهَوۡا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ
192.
Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka
sesungguhnya Allāh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَقَـٰتِلُوهُمۡ
حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةࣱ وَیَكُونَ ٱلدِّینُ لِلَّهِۖ فَإِنِ ٱنتَهَوۡا۟
فَلَا عُدۡوَ ٰنَ إِلَّا عَلَى
ٱلظَّـٰلِمِینَ
193.
Dan perangilah
mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk
Allāh belaka. Jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), maka tidak ada
permusuhan (lagi) kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
ٱلشَّهۡرُ
ٱلۡحَرَامُ بِٱلشَّهۡرِ ٱلۡحَرَامِ وَٱلۡحُرُمَـٰتُ قِصَاصࣱۚ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ
عَلَیۡكُمۡ فَٱعۡتَدُوا۟ عَلَیۡهِ بِمِثۡلِ مَا ٱعۡتَدَىٰ عَلَیۡكُمۡۚ وَٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِینَ
194.
Bulan haram dengan bulan haram dan pada sesuatu yang patut dihormati berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu maka seranglah ia yang seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allāh dan ketahuilah bahwa Allāh beserta orang-orang yang bertakwa.
وَأَنفِقُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَلَا
تُلۡقُوا۟ بِأَیۡدِیكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ
195.
Dan belanjakanlah
(harta bendamu) di jalan Allāh dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allāh menyukai
orang-orang yang berbuat baik.
Haji.
وَأَتِمُّوا۟ ٱلۡحَجَّ وَٱلۡعُمۡرَةَ لِلَّهِۚ فَإِنۡ أُحۡصِرۡتُمۡ
فَمَا ٱسۡتَیۡسَرَ مِنَ ٱلۡهَدۡیِۖ وَلَا تَحۡلِقُوا۟ رُءُوسَكُمۡ حَتَّىٰ
یَبۡلُغَ ٱلۡهَدۡیُ مَحِلَّهُۥۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِیضًا أَوۡ بِهِۦۤ أَذࣰى
مِّن رَّأۡسِهِۦ فَفِدۡیَةࣱ مِّن صِیَامٍ أَوۡ صَدَقَةٍ أَوۡ نُسُكࣲۚ فَإِذَاۤ
أَمِنتُمۡ فَمَن تَمَتَّعَ بِٱلۡعُمۡرَةِ إِلَى ٱلۡحَجِّ فَمَا ٱسۡتَیۡسَرَ مِنَ
ٱلۡهَدۡیِۚ فَمَن لَّمۡ یَجِدۡ فَصِیَامُ ثَلَـٰثَةِ أَیَّامࣲ فِی ٱلۡحَجِّ
وَسَبۡعَةٍ إِذَا رَجَعۡتُمۡۗ تِلۡكَ عَشَرَةࣱ كَامِلَةࣱۗ ذَ ٰلِكَ لِمَن لَّمۡ یَكُنۡ أَهۡلُهُۥ حَاضِرِی ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ
وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ
196.
Dan sempurnakanlah
ibadah haji dan umrah karena Allāh, jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh
atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban[6]
yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu [7] sebelum korban
sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur) maka wajiblah atasnya membayar fidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban.
Maka apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
umrah sebelum haji (di dalam bulan haji) maka (wajiblah ia menyembelih) korban yang
mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak
mampu) maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji
dan tujuh hari lagi bila kamu telah berpulang kembali. Itulah sepuluh (hari)
yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang
keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan
penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allāh dan ketahuilah bahwa Allāh sangat keras
siksaan-Nya.
ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرࣱ مَّعۡلُومَـٰتࣱۚ فَمَن
فَرَضَ فِیهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِی ٱلۡحَجِّۗ
وَمَا تَفۡعَلُوا۟ مِنۡ خَیۡرࣲ یَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَیۡرَ
ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ یَـٰۤأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
197.
(Musim) haji
adalah beberapa bulan yang dimaklumi[8];
maka barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats[9]
dan tidak berbuat fasik, dan tidak berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan niscaya Allāh mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baiknya
bekal adalah takwa[10], dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal.
لَیۡسَ عَلَیۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن
تَبۡتَغُوا۟ فَضۡلࣰا مِّن رَّبِّكُمۡۚ فَإِذَاۤ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَـٰتࣲ فَٱذۡكُرُوا۟
ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن
كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّاۤلِّینَ
198.
Tidak ada dosa
bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafah, berzikirlah kepada Allāh di
Masy’arilharam[11].
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allāh sebagaimana yang ditunjukkan-Nya
kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu termasuk orang-orang yang sesat.
ثُمَّ أَفِیضُوا۟
مِنۡ حَیۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ
رَّحِیمٌ
199.
Kemudian
bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah
ampun kepada Allāh; sesungguhnya Allāh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
فَإِذَا
قَضَیۡتُم مَّنَـٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَاۤءَكُمۡ أَوۡ
أَشَدَّ ذِكۡرࣰاۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا
وَمَا لَهُۥ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقࣲ
200.
Apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allāh, sebagaimana
kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu[12],
atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada
orang yang mendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”. Dan
tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.
وَمِنۡهُم مَّن
یَقُولُ رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا حَسَنَةࣰ وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ حَسَنَةࣰ
وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
201.
Dan di antara
mereka ada yang mendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka”[13].
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ
لَهُمۡ نَصِیبࣱ مِّمَّا كَسَبُوا۟ۚ وَٱللَّهُ سَرِیعُ ٱلۡحِسَابِ
202.
Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian
dari apa yang mereka usahakan, dan Allāh sangat cepat perhitungan-Nya.
وَٱذۡكُرُوا۟
ٱللَّهَ فِیۤ أَیَّامࣲ مَّعۡدُودَ ٰتࣲۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِی یَوۡمَیۡنِ فَلَاۤ إِثۡمَ عَلَیۡهِ وَمَن
تَأَخَّرَ فَلَاۤ إِثۡمَ عَلَیۡهِۖ لِمَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ
وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّكُمۡ إِلَیۡهِ تُحۡشَرُونَ
203.
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allāh dalam
beberapa hari yang berbilang[14]. Maka barang siapa yang ingin cepat-cepat
berangkat (ke Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa
yang ingin mentakhirkan (keberangkatannya dari dua hari itu)[15], maka tidak ada dosa dosa baginya bagi orang
yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allāh, dan ketahuilah, bahwa kamu akan
dikumpulkan kepada-Nya.
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Ma’ruf artinya adil dan baik. Wasiat tidak
melebihi sepertiga dari seluruh harta orang yang akan meninggal itu.
[2]Mendamaikan ialah menyuruh orang yang berwasiat
berlaku adil dalam mewasiatkan sesuai dengan batas-batas yang ditentukan
syara’.
[3]Artinya berada dalam masjid dengan niat
mendekatkan diri kepada Allāh.
[4]Pada masa jahiliyah orang-orang yang berihram di
waktu haji memasuki rumah dari belakang bukan dari depan. Hal ini ditanyakan
pula oleh para sahabat kepada Rasulullāh s.a.w., maka turunlah ayat ini.
[5]Fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir
sahabat dari kampung halamannya, merampas harta mereka dan menyakiti atau
mengganggu kebebasan mereka beragama.
[6]Menyembelih binatang korban sebagai ganti
pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan; atau sebagai denda karena melanggar
hal-hal yang terlarang mengerjakannya selama ibadah haji.
[7]Mencukur kepala adalah salah satu pekerjaan wajib
dalam haji, sebagai tanda selesai ihram.
[8]Bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah.
[9]Artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan
birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh.
[10]Memelihara diri dari perbuatan yang hina atau
minta-minta selama dalam perjalanan haji.
[11]Bukit Quzah di Muzdalifah.
[12]Kebiasaan orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan
haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini
turun maka diganti dengan zikir kepada Allāh.
[13]Doa terbaik bagi muslim.
[14]Tiga hari sesudah Hari Raya Haji (tanggal 11, 12,
13 Zulhijjah atau hari Tasyriq), membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah, dsb.
[15]Sebaiknya orang haji meninggalkan Mina pada sore
hari terakhir dari hari Tasyriq, boleh juga meninggalkannya pada sore hari yang
kedua.
Komentar