- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Wasiat dan mut’ah
وَٱلَّذِینَ یُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ
وَیَذَرُونَ أَزۡوَ ٰجࣰا وَصِیَّةࣰ لِّأَزۡوَ ٰجِهِم مَّتَـٰعًا إِلَى ٱلۡحَوۡلِ غَیۡرَ إِخۡرَاجࣲۚ فَإِنۡ خَرَجۡنَ
فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡكُمۡ فِی مَا فَعَلۡنَ فِیۤ أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعۡرُوفࣲۗ
وَٱللَّهُ عَزِیزٌ حَكِیمٌ
240.
Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antaramu dan
meninggalkan istri, hendaklah berwasiat untuk istri-istrinya, (yaitu) diberi
nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari
rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu
(wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma’ruf
pada diri mereka. Dan Allāh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
وَلِلۡمُطَلَّقَـٰتِ مَتَـٰعُۢ
بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِینَ
241.
Kepada
wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut’ah[1]
menurut yang ma’ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang takwa.
كَذَ ٰلِكَ یُبَیِّنُ
ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَایَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
242.
Demikianlah Allāh
menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu memahaminya.
Kewajiban-kewajiban berjihad dan mengeluarkan harta di jalan Allāh.
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِینَ خَرَجُوا۟
مِن دِیَـٰرِهِمۡ وَهُمۡ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ
مُوتُوا۟ ثُمَّ أَحۡیَـٰهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ
وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَشۡكُرُونَ
243.
Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang
mereka beribu-ribu jumlahnya, karena takut mati, maka Allāh berfirman kepada
mereka: “Matilah kamu”[2],
kemudian Allāh menghidupkan mereka; sesungguhnya Allāh mempunyai karunia
terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
وَقَـٰتِلُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ
وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ سَمِیعٌ عَلِیمٌ
244.
Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allāh,
dan ketahuilah sesungguhnya Allāh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
مَّن ذَا ٱلَّذِی
یُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنࣰا فَیُضَـٰعِفَهُۥ لَهُۥۤ أَضۡعَافࣰا كَثِیرَةࣰۚ
وَٱللَّهُ یَقۡبِضُ وَیَبۡصُۜطُ وَإِلَیۡهِ تُرۡجَعُونَ
245.
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allāh, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allāh), maka Allāh akan
melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allāh menyempitkan dan melapangkan (rezki)
dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.
أَلَمۡ تَرَ
إِلَى ٱلۡمَلَإِ مِنۢ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰۤءِیلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰۤ إِذۡ قَالُوا۟ لِنَبِیࣲّ لَّهُمُ ٱبۡعَثۡ
لَنَا مَلِكࣰا نُّقَـٰتِلۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِۖ قَالَ هَلۡ عَسَیۡتُمۡ إِن كُتِبَ
عَلَیۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ أَلَّا تُقَـٰتِلُوا۟ۖ قَالُوا۟ وَمَا لَنَاۤ أَلَّا
نُقَـٰتِلَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَقَدۡ أُخۡرِجۡنَا مِن دِیَـٰرِنَا
وَأَبۡنَاۤىِٕنَاۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَیۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ تَوَلَّوۡا۟ إِلَّا
قَلِیلࣰا مِّنۡهُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِیمُۢ بِٱلظَّـٰلِمِینَ
246.
Apakah kamu tidak
memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka
berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya
kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allāh”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika
kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab:
“Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allāh, padahal kami telah diusir
dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?”[3]. Maka tatkala perang
itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa orang saja di
antara mereka. Dan Allāh Maha Mengetahui akan
orang-orang yang zalim.
وَقَالَ لَهُمۡ
نَبِیُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَكُمۡ طَالُوتَ مَلِكࣰاۚ قَالُوۤا۟
أَنَّىٰ یَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَیۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ
وَلَمۡ یُؤۡتَ سَعَةࣰ مِّنَ ٱلۡمَالِۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَیۡكُمۡ
وَزَادَهُۥ بَسۡطَةࣰ فِی ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ یُؤۡتِی مُلۡكَهُۥ مَن
یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰسِعٌ عَلِیمٌ
247.
Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allāh telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?”. Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allāh telah
memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa”. Allāh memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allāh Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.
وَقَالَ لَهُمۡ
نَبِیُّهُمۡ إِنَّ ءَایَةَ مُلۡكِهِۦۤ أَن یَأۡتِیَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِیهِ
سَكِینَةࣱ مِّن رَّبِّكُمۡ وَبَقِیَّةࣱ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ
هَـٰرُونَ تَحۡمِلُهُ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَـَٔایَةࣰ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ
248.
Dan Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah
kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan[4]
dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, Tabut
itu dibawa oleh Malaikat”. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar menjadi tanda bagimu, jika kamu
orang-orang yang beriman.
فَلَمَّا فَصَلَ
طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِیكُم بِنَهَرࣲ فَمَن شَرِبَ
مِنۡهُ فَلَیۡسَ مِنِّی وَمَن لَّمۡ یَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّیۤ إِلَّا مَنِ
ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِیَدِهِۦۚ فَشَرِبُوا۟ مِنۡهُ إِلَّا قَلِیلࣰا مِّنۡهُمۡۚ
فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ قَالُوا۟ لَا طَاقَةَ
لَنَا ٱلۡیَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِینَ یَظُنُّونَ أَنَّهُم
مُّلَـٰقُوا۟ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةࣲ قَلِیلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةࣰ كَثِیرَةَۢ
بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ
249.
Maka tatkala
Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allāh akan menguji
kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu yang meminum airnya bukanlah ia pengikutku. Dan
barang siapa tiada merasakan airnya, kecuali orang yang hanya menceduk seceduk
tangan, maka ia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa
orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman
bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum
berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan
tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allāh berkata:
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allāh”. Dan Allāh bersama
orang-orang yang sabar.
وَلَمَّا
بَرَزُوا۟ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُوا۟ رَبَّنَاۤ أَفۡرِغۡ عَلَیۡنَا صَبۡرࣰا
وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِینَ
250.
Tatkala Jalut dan
tentaranya telah Nampak kepada mereka, merekapun berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah
kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami
terhadap orang-orang kafir”.
فَهَزَمُوهُم
بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ
وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا یَشَاۤءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ
بَعۡضَهُم بِبَعۡضࣲ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى
ٱلۡعَـٰلَمِینَ
251.
Mereka (tentara
Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan seizin Allāh dan (dalam peperangan
itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allāh memberikan kepadanya (Daud)
pemerintahan dan hikmah[5]
(sesudah meninggalnya Thalut) serta Allāh mengajarkan kepadanya apa yang
dikehendaki-Nya. Seandainya Allāh tidak menolak (keganasan) sebagian manusia
dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allāh mempunyai
karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.
تِلۡكَ ءَایَـٰتُ
ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَیۡكَ بِٱلۡحَقِّۚ وَإِنَّكَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِینَ
252.
Itu adalah
ayat-ayat Allāh, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu adalah salah seorang di antara Nabi-nabi yang diutus.
JUZ 3
TENTANG RASUL-RASUL DAN KEKUASAAN ALLĀH.
Ketentuan dan perbedaan derajat para Rasul.
تِلۡكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ
عَلَىٰ بَعۡضࣲۘ مِّنۡهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُۖ وَرَفَعَ بَعۡضَهُمۡ دَرَجَـٰتࣲۚ
وَءَاتَیۡنَا عِیسَى ٱبۡنَ مَرۡیَمَ ٱلۡبَیِّنَـٰتِ وَأَیَّدۡنَـٰهُ بِرُوحِ
ٱلۡقُدُسِۗ وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلَ ٱلَّذِینَ مِنۢ بَعۡدِهِم مِّنۢ
بَعۡدِ مَا جَاۤءَتۡهُمُ ٱلۡبَیِّنَـٰتُ وَلَـٰكِنِ ٱخۡتَلَفُوا۟ فَمِنۡهُم مَّنۡ
ءَامَنَ وَمِنۡهُم مَّن كَفَرَۚ وَلَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلُوا۟
وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ یَفۡعَلُ مَا یُرِیدُ
253.
Rasul-rasul itu
Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allāh berkata-kata
(langsung dengan dia) dan sebagiannya Allāh meninggikannya
beberapa derajat. Dan kami berikan kepada Isa putra Maryam
beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus[6]. Dan kalau Allāh menghendaki, niscaya tidak
berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah
datang kepada mereka beberapa macam keterangan. Akan tetapi mereka berselisih,
maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang
kafir. Seandainya Allāh menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allāh berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
Anjuran
membelanjakan harta.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟
أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقۡنَـٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن یَأۡتِیَ یَوۡمࣱ لَّا بَیۡعࣱ
فِیهِ وَلَا خُلَّةࣱ وَلَا شَفَـٰعَةࣱۗ وَٱلۡكَـٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ
254.
Hai
orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allāh) sebagian dari rezki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada
lagi syafa’at[7]. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
Ayat Kursi.
ٱللَّهُ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ
ٱلۡحَیُّ ٱلۡقَیُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةࣱ وَلَا نَوۡمࣱۚ لَّهُۥ مَا فِی
ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِی یَشۡفَعُ عِندَهُۥۤ إِلَّا
بِإِذۡنِهِۦۚ یَعۡلَمُ مَا بَیۡنَ أَیۡدِیهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا یُحِیطُونَ
بِشَیۡءࣲ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرۡسِیُّهُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا یَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِیُّ
ٱلۡعَظِیمُ
255.
Allāh – tidak ada tuan melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan
di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allāh tanpa
izin-Nya? Allāh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka. Sedang mereka tidak mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka. Sedang mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allāh melainkan apa
yang Allāh kehendaki. Kursi Allāh meliputi langit dan bumi. Dan Allāh tiada merasa berat memelihara
keduanya dan Allāh Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Tidak ada paksaan memasuki agama Islam.
لَاۤ إِكۡرَاهَ فِی ٱلدِّینِۖ قَد
تَّبَیَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَیِّۚ فَمَن یَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَیُؤۡمِنۢ
بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ
وَٱللَّهُ سَمِیعٌ عَلِیمٌ
256.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut[8] dan beriman kepada Allāh, maka sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allāh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
ٱللَّهُ وَلِیُّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
یُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟
أَوۡلِیَاۤؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ یُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى
ٱلظُّلُمَـٰتِۗ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِیهَا خَـٰلِدُونَ
257.
Allāh Pelindung orang-orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan. Syaitan
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran) mereka itu adalah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Membangkitkan kembali orang-orang yang sudah
mati.
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِی حَاۤجَّ
إِبۡرَ ٰهِـۧمَ فِی رَبِّهِۦۤ أَنۡ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ إِذۡ قَالَ
إِبۡرَ ٰهِـۧمُ رَبِّیَ ٱلَّذِی یُحۡیِۦ وَیُمِیتُ قَالَ أَنَا۠ أُحۡیِۦ
وَأُمِیتُۖ قَالَ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ یَأۡتِی
بِٱلشَّمۡسِ مِنَ ٱلۡمَشۡرِقِ فَأۡتِ بِهَا مِنَ ٱلۡمَغۡرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِی
كَفَرَۗ وَٱللَّهُ لَا یَهۡدِی ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّـٰلِمِینَ
258.
Apakah kamu tidak
memperhatikan[9]
yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allāh) karena Allāh telah memberikan
kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan)? Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku
ialah yang menghidupkan dan mematikan”. Orang itu berkata: “Saya dapat
menghidupkan dan mematikan[10].
Ibrahim menjawab: “Sesungguhnya Allāh menerbitkan matahari dari Timur,
maka terbitkanlah ia dari Barat”. Karena itu heran terdiamlah orang kafir itu dan Allāh tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
أَوۡ كَٱلَّذِی مَرَّ عَلَىٰ قَرۡیَةࣲ
وَهِیَ خَاوِیَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ یُحۡیِۦ هَـٰذِهِ ٱللَّهُ
بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِا۟ئَةَ عَامࣲ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ قَالَ
كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ یَوۡمࣲۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ
مِا۟ئَةَ عَامࣲ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ یَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ
إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ ءَایَةࣰ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ
كَیۡفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمࣰاۚ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَهُۥ قَالَ
أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ
259.
Atau apakah (kamu tidak
memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh
menutupi atap-atapnya? Dia berkata: “Bagaimana Allāh menghidupkan kembali
negeri ini setelah roboh?” Maka Allāh mematikan orang itu serratus tahun,
kemudian menghidupkannya kembali. Allāh bertanya: “Berapakah lamanya kamu
tinggal disini?” Ia menjawab: “Saya telah tinggal disini sehari atau setengah
hari”. Allāh berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal disini seratus tahun
lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan
lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan
menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang
belulang keledai itu, bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami
menutupnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allāh
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allāh Maha
Kuasa atas segala sesuatu”.
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِی كَیۡفَ تُحۡیِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَلَمۡ
تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَـٰكِن لِّیَطۡمَىِٕنَّ قَلۡبِیۖ قَالَ فَخُذۡ
أَرۡبَعَةࣰ مِّنَ ٱلطَّیۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَیۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ
جَبَلࣲ مِّنۡهُنَّ جُزۡءࣰا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ یَأۡتِینَكَ سَعۡیࣰاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ
ٱللَّهَ عَزِیزٌ حَكِیمٌ
260.
Dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati”. Allāh berfirman: “Apakah engkau belum percaya?”
Ibrahim menjawab: “Saya percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya”.
Allāh berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu
jinakkanlah (potong-potonglah) burung-burung itu kepadamu,
kemudian letakkanlah tiap-tiap seekor (sebagian) darinya atas tiap suatu bukit[11].
Sesudah itu
panggillah dia, niscaya dia akan datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allāh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Mut’ah (pemberian) adalah sesuatu yang diberikan
oleh suami kepada istri yang diceraikannya sebagai penghibur, selain nafkah
sesuai dengan kemampuannya.
[2]Sebagian ahli tafsir mengartikan mati disini
dengan mati yang sebenarnya, sedangkan sebagian yang lain mengartikannya dengan
mati semangat.
[3]Mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
[4]Tabut adalah peti yang menyimpan Taurat yang
membawa ketenangan bagi mereka.
[5]Kenabian dan Kitab Zabur.
[6]Kejadian Nabi Isa عليه
السلام adalah kejadian luar biasa, tanpa bapak, terjadinya dengan cara
malaikat Jibril meniupkan Ruhul Qudus kepada diri Maryam. Ini termasuk mukjizat
Nabi Isa عليه السلام Menurut jumhur
mufassirin, bahwa Ruhil Qudus itu ialah malaikat Jibril.
[7]Usaha perantaraan dalam memberikan suatu manfaat
bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.
[8]Syaitan dan apa saja yang disembah selain Allāh
SWT.
[9]Namrud, raja Babilonia.
[10]Maksud raja Namrud, “menghidupkan” adalah
membiarkan hidup, dan mematikan adalah membunuh. Perkataannya itu untuk
mengejek Nabi Ibrahim عليه السلام
[11]Menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat di
atas adalah bahwa Allāh memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim عليه السلام tentang cara Dia menghidupkan orang-orang mati. Nabi
Ibrahim عليه
السلام disuruh mengambil empat ekor
burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang
seketika bilamana dipanggil. Kemudian burung-burung yang sudah pandai itu
diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor lalu dipanggil dengan satu
tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang segera meskipun tempatnya
terpisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allāh menghidupkan orang-orang yang
mati yang tersebar dimana-mana dengan satu kalimat cipta “hiduplah kamu semua”
pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr
(bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya chabar (bentuk
berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy
dan Rasjid Ridha. Sebagian ahli tafsir mengganti kata “jinakkanlah” dalam ayat
dengan kata “potong-potonglah” dan kata “tiap-tiap seekor” diganti dengan “tiap
bagian” (dari burung yang telah dipotong itu). Karena dalam ayat ini terdapat
kata “shur” yang dalam bahasa Arab dapat berarti jinakkanlah atau
potong-potonglah.
Komentar