- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
CARA-CARA PENGGUNAAN HARTA DAN HUKUM-HUKUMNYA.
مَّثَلُ ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ أَمۡوَ ٰلَهُمۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ
سَنَابِلَ فِی كُلِّ سُنۢبُلَةࣲ مِّا۟ئَةُ حَبَّةࣲۗ وَٱللَّهُ یُضَـٰعِفُ لِمَن
یَشَاۤءُۚ وَٱللَّهُ وَ ٰسِعٌ عَلِیمٌ
261.
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allāh[1]
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allāh melipatgandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allāh Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ أَمۡوَ ٰلَهُمۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا یُتۡبِعُونَ مَاۤ أَنفَقُوا۟
مَنࣰّا وَلَاۤ أَذࣰى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ
وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ
262.
Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allāh, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan menyakiti (perasaan si penerima), mereka menerima
pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
قَوۡلࣱ مَّعۡرُوفࣱ وَمَغۡفِرَةٌ خَیۡرࣱ
مِّن صَدَقَةࣲ یَتۡبَعُهَاۤ أَذࣰىۗ وَٱللَّهُ غَنِیٌّ حَلِیمٌ
263.
Perkataan
yang baik dan pemberian maaf[2]
lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allāh Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا
تُبۡطِلُوا۟ صَدَقَـٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِی یُنفِقُ مَالَهُۥ
رِئَاۤءَ ٱلنَّاسِ وَلَا یُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ
كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَیۡهِ تُرَابࣱ فَأَصَابَهُۥ وَابِلࣱ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدࣰاۖ
لَّا یَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَیۡءࣲ مِّمَّا كَسَبُوا۟ۗ وَٱللَّهُ لَا یَهۡدِی
ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِینَ
264.
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allāh
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang bertanah
di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih
(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan dan Allāh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[3].
وَمَثَلُ ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ أَمۡوَ ٰلَهُمُ ٱبۡتِغَاۤءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثۡبِیتࣰا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ
كَمَثَلِ جَنَّةِۭ بِرَبۡوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلࣱ فَـَٔاتَتۡ أُكُلَهَا ضِعۡفَیۡنِ
فَإِن لَّمۡ یُصِبۡهَا وَابِلࣱ فَطَلࣱّۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِیرٌ
265.
Dan perumpamaan
oran-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allāh dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan
buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (itupun memadai). Dan Allāh Maha
Melihat apa yang kamu perbuat.
أَیَوَدُّ أَحَدُكُمۡ أَن تَكُونَ لَهُۥ
جَنَّةࣱ مِّن نَّخِیلࣲ وَأَعۡنَابࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ لَهُۥ
فِیهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَ ٰتِ وَأَصَابَهُ ٱلۡكِبَرُ وَلَهُۥ
ذُرِّیَّةࣱ ضُعَفَاۤءُ فَأَصَابَهَاۤ إِعۡصَارࣱ فِیهِ نَارࣱ فَٱحۡتَرَقَتۡۗ كَذَ ٰلِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡـَٔایَـٰتِ لَعَلَّكُمۡ
تَتَفَكَّرُونَ
266.
Apakah ada salah
seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai. Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan. Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah.
Demikianlah Allāh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu
memikirkannya[4].
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟
أَنفِقُوا۟ مِن طَیِّبَـٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّاۤ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ
ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَیَمَّمُوا۟ ٱلۡخَبِیثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم
بِـَٔاخِذِیهِ إِلَّاۤ أَن تُغۡمِضُوا۟ فِیهِۚ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ
غَنِیٌّ حَمِیدٌ
267.
Hai orang-orang
yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allāh)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.
Dan ketahuilah, bahwa Allāh Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
ٱلشَّیۡطَـٰنُ یَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ
وَیَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَاۤءِۖ وَٱللَّهُ یَعِدُكُم مَّغۡفِرَةࣰ مِّنۡهُ
وَفَضۡلࣰاۗ وَٱللَّهُ وَ ٰسِعٌ عَلِیمٌ
268.
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allāh menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia[5]. Dan Allāh Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
یُؤۡتِی ٱلۡحِكۡمَةَ مَن یَشَاۤءُۚ وَمَن
یُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِیَ خَیۡرࣰا كَثِیرࣰاۗ وَمَا یَذَّكَّرُ إِلَّاۤ
أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
269.
Allāh memberikan hikmah kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi
hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.
وَمَاۤ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ
نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرࣲ فَإِنَّ ٱللَّهَ یَعۡلَمُهُۥۗ وَمَا لِلظَّـٰلِمِینَ مِنۡ
أَنصَارٍ
270.
Apa saja yang kamu
nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan[6],
maka sesungguhnya Allāh mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.
إِن تُبۡدُوا۟ ٱلصَّدَقَـٰتِ فَنِعِمَّا
هِیَۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَیۡرࣱ لَّكُمۡۚ
وَیُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَیِّـَٔاتِكُمۡۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرٌ
271.
Jika kamu menampakkan
sedekah(mu)[7], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya[8] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
maka menyembunyikan itu paling baik bagimu.
Dan Allāh akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allāh mengetahui apa yang kamu kerjakan.
لَّیۡسَ عَلَیۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَـٰكِنَّ
ٱللَّهَ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنۡ خَیۡرࣲ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ
وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَاۤءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنۡ
خَیۡرࣲ یُوَفَّ إِلَیۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
272.
Bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allāh lah
yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allāh),
maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan
Allāh. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan
diberi pahalanya dengan cukup dan sedikitpun kamu tidak akan dianiaya.
لِلۡفُقَرَاۤءِ ٱلَّذِینَ أُحۡصِرُوا۟ فِی
سَبِیلِ ٱللَّهِ لَا یَسۡتَطِیعُونَ ضَرۡبࣰا فِی ٱلۡأَرۡضِ یَحۡسَبُهُمُ
ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِیَاۤءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعۡرِفُهُم بِسِیمَـٰهُمۡ لَا
یَسۡـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلۡحَافࣰاۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنۡ خَیۡرࣲ فَإِنَّ ٱللَّهَ
بِهِۦ عَلِیمٌ
273.
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang
terikat (oleh jihad) di jalan Allāh; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi.
Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta
kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan
(di jalan Allāh), maka sesungguhnya Allāh Maha Mengetahuinya.
ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ أَمۡوَ ٰلَهُم بِٱلَّیۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرࣰّا وَعَلَانِیَةࣰ فَلَهُمۡ
أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ
274.
Orang-orang yang menafkahkan hartanya, di
malam dan siang hari secara sembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
Hukum riba.
ٱلَّذِینَ
یَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا یَقُومُونَ إِلَّا كَمَا یَقُومُ ٱلَّذِی
یَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّیۡطَـٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَ ٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوۤا۟ إِنَّمَا ٱلۡبَیۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰا۟ۗ
وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَیۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ۚ فَمَن جَاۤءَهُۥ مَوۡعِظَةࣱ
مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمۡرُهُۥۤ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ
عَادَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِیهَا خَـٰلِدُونَ
275.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba[9] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[10]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allāh telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka
orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[11] (sebelum datang larangan) dan urusannya
(terserah) kepada Allāh. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
یَمۡحَقُ ٱللَّهُ
ٱلرِّبَوٰا۟ وَیُرۡبِی ٱلصَّدَقَـٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ
أَثِیمٍ
276.
Allāh memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[12]. Dan Allāh tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafirannya, selalu berbuat dosa[13].
إِنَّ ٱلَّذِینَ
ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟
ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا
هُمۡ یَحۡزَنُونَ
277.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
یَـٰۤأَیُّهَا
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِیَ مِنَ ٱلرِّبَوٰۤا۟
إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ
278.
Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allāh dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
فَإِن لَّمۡ
تَفۡعَلُوا۟ فَأۡذَنُوا۟ بِحَرۡبࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ
فَلَكُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَ ٰلِكُمۡ لَا
تَظۡلِمُونَ وَلَا تُظۡلَمُونَ
279.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allāh dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka padamu pokok hartamu, kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
وَإِن كَانَ ذُو
عُسۡرَةࣲ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَیۡسَرَةࣲۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن
كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
280.
Dan jika (orang berhutang itu) dalam
kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan kamu menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
وَٱتَّقُوا۟
یَوۡمࣰا تُرۡجَعُونَ فِیهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسࣲ مَّا
كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا یُظۡلَمُونَ
281.
Dan peliharalah
dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allāh. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang
sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, mereka sedikitpun tidak
dianiaya.
Kesaksian dalam muamalah.
یَـٰۤأَیُّهَا
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا تَدَایَنتُم بِدَیۡنٍ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ مُّسَمࣰّى
فَٱكۡتُبُوهُۚ وَلۡیَكۡتُب بَّیۡنَكُمۡ كَاتِبُۢ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَلَا یَأۡبَ
كَاتِبٌ أَن یَكۡتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُۚ فَلۡیَكۡتُبۡ وَلۡیُمۡلِلِ ٱلَّذِی
عَلَیۡهِ ٱلۡحَقُّ وَلۡیَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا یَبۡخَسۡ مِنۡهُ شَیۡـࣰٔاۚ
فَإِن كَانَ ٱلَّذِی عَلَیۡهِ ٱلۡحَقُّ سَفِیهًا أَوۡ ضَعِیفًا أَوۡ لَا
یَسۡتَطِیعُ أَن یُمِلَّ هُوَ فَلۡیُمۡلِلۡ وَلِیُّهُۥ بِٱلۡعَدۡلِۚ
وَٱسۡتَشۡهِدُوا۟ شَهِیدَیۡنِ مِن رِّجَالِكُمۡۖ فَإِن لَّمۡ یَكُونَا رَجُلَیۡنِ
فَرَجُلࣱ وَٱمۡرَأَتَانِ مِمَّن تَرۡضَوۡنَ مِنَ ٱلشُّهَدَاۤءِ أَن تَضِلَّ
إِحۡدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحۡدَىٰهُمَا ٱلۡأُخۡرَىٰۚ وَلَا یَأۡبَ ٱلشُّهَدَاۤءُ
إِذَا مَا دُعُوا۟ۚ وَلَا تَسۡـَٔمُوۤا۟ أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِیرًا أَوۡ كَبِیرًا إِلَىٰۤ
أَجَلِهِۦۚ ذَ ٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ
عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَـٰدَةِ وَأَدۡنَىٰۤ أَلَّا تَرۡتَابُوۤا۟
إِلَّاۤ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً حَاضِرَةࣰ تُدِیرُونَهَا بَیۡنَكُمۡ فَلَیۡسَ
عَلَیۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوۤا۟ إِذَا تَبَایَعۡتُمۡۚ
وَلَا یُضَاۤرَّ كَاتِبࣱ وَلَا شَهِیدࣱۚ وَإِن تَفۡعَلُوا۟ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ
بِكُمۡۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۖ وَیُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ
عَلِیمٌ
282.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah[14]
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allāh
telah mengajarkannya, maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkannya (apa
yang akan ditulis itu). Dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allāh Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun dari hutangnya. Maka jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan
jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang laki-laki (di
antaramu). Jika tidak ada dua orang laki-laki,
maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika yang seorang
lupa maka seorang lagi mengingatkannya.
Dan janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka
dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allāh dan lebih dapat menguatkan persaksian
dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu
itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah jika kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi menyulitkan dan dipersulit.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allāh, Allāh mengajarkanmu, dan Allāh
Maha Mengetahui segala sesuatu.
وَإِن كُنتُمۡ
عَلَىٰ سَفَرࣲ وَلَمۡ تَجِدُوا۟ كَاتِبࣰا فَرِهَـٰنࣱ مَّقۡبُوضَةࣱۖ فَإِنۡ أَمِنَ
بَعۡضُكُم بَعۡضࣰا فَلۡیُؤَدِّ ٱلَّذِی ٱؤۡتُمِنَ أَمَـٰنَتَهُۥ وَلۡیَتَّقِ
ٱللَّهَ رَبَّهُۥۗ وَلَا تَكۡتُمُوا۟ ٱلشَّهَـٰدَةَۚ وَمَن یَكۡتُمۡهَا
فَإِنَّهُۥۤ ءَاثِمࣱ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِیمٌ
283.
Jika kamu dalam
perjalanan (dan bermuamalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tangggungan yang dipegang[15]
(oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allāh Tuhannya, dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allāh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Pujian Allāh bagi para
mukmin dan doa mereka.
لِّلَّهِ مَا فِی
ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی
ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِن تُبۡدُوا۟ مَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ أَوۡ تُخۡفُوهُ یُحَاسِبۡكُم
بِهِ ٱللَّهُۖ فَیَغۡفِرُ لِمَن یَشَاۤءُ وَیُعَذِّبُ مَن یَشَاۤءُۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ
كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرٌ
284.
Kepunyaan Allāh
lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya
Allāh akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allāh mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Allāh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ءَامَنَ
ٱلرَّسُولُ بِمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ
ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ
بَیۡنَ أَحَدࣲ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ
رَبَّنَا وَإِلَیۡكَ ٱلۡمَصِیرُ
285.
Rasul telah
beriman kepada Al-Quräan yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada
Allāh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya”; dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami
dan kepada Engkau lah tempat kembali”.
لَا یُكَلِّفُ
ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَیۡهَا مَا
ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ إِن نَّسِینَاۤ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ
رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَیۡنَاۤ إِصۡرࣰا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِینَ
مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ
عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَاۤۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى
ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِینَ
286.
Allāh tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapatkan
(siksa dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami, jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami
dan rahmatilah kami. Engkau lah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir”.
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Meliputi belanja untuk kepentingan jihad,
pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah, dll.
[2]Perkataan yang baik maksudnya menolak dengan cara
yang baik. Pemberian maaf yaitu memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari
si peminta.
[3]Mereka itu tidak mendapatkan manfaat di dunia dari
usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapatkan pahala akhirat.
[4]Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya karena
riya, namun membangga-banggakan pemberiannya kepada orang lain dan menyakiti
hati orang.
[5]Balasan yang lebih baik daripada apa yang
dikerjakan sewaktu di dunia.
[6]Janji untuk melakukan sesuatu kebaktian terhadap
Allāh SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya baik dengan syarat ataupun tidak.
[7]Dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
[8]Menyembunyikan sedekah lebih baik daripada
menampakkannya karena menampakkan dapat menimbulkan riya dan dapat menyakiti
hati orang yang diberi.
[9]Riba itu ada dua macam, Nasi-ah dan Fadhi. Riba
Nasi-ah adalah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba Fadhi adalah penukaran lebih dari
satu barang sejenis yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan seperti mas,
perak, gandum, beras, garam. Riba yang dimaksud dalam ayat ini ialah Riba
Nasi-ah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman
jahiliyah.
[10]Tidak tenteram jiwanya seperti kerasukan syaitan.
[11]Riba yang sudah diambil sebelum turun ayat ini
boleh tidak dikembalikan.
[12]Memusnahkan riba maksudnya memusnahkan harta itu
atau meniadakan berkahnya. Menyuburkan sedekah ialah memperkembang harta yang
telah disedekahkan atau melipatgandakan berkahnya.
[13]Orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap
melakukannya.
[14]Berjual beli, berhutang piutang, atau
sewa-menyewa.
[15]Jaminan, jika satu sama lain tidak
saling mempercayai.
Komentar