- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pembalasan itu sesuai dengan perbuatan
bukan menurut angan-angan.
لَّیۡسَ بِأَمَانِیِّكُمۡ وَلَاۤ
أَمَانِیِّ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِۗ مَن یَعۡمَلۡ سُوۤءࣰا یُجۡزَ بِهِۦ وَلَا یَجِدۡ
لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِیࣰّا وَلَا نَصِیرࣰا
123.
(Pahala dari Allāh) itu bukanlah menurut
angan-anganmu yang kosong[1] dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa
yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu
dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari
Allāh.
وَمَن یَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ
مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ
وَلَا یُظۡلَمُونَ نَقِیرࣰا
124.
Barang
siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia laki-laki maupun
perempuan sedang ia orang yang beriman, maka
mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun.
وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِینࣰا مِّمَّنۡ
أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنࣱ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰهِیمَ حَنِیفࣰاۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبۡرَ ٰهِیمَ خَلِیلࣰا
125.
Dan siapakah yang lebih
baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allāh,
sedang ia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allāh mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
وَلِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءࣲ مُّحِیطࣰا
126.
Kepunyaan Allāh lah apa yang di langit dan apa yang di
bumi, dan adalah (pengetahuan) Allāh Maha Meliputi segala sesuatu.
Keharusan memberikan
hak-hak orang yang lemah dan cara menyelesaikan kesulitan rumah tangga.
وَیَسۡتَفۡتُونَكَ فِی ٱلنِّسَاۤءِۖ
قُلِ ٱللَّهُ یُفۡتِیكُمۡ فِیهِنَّ وَمَا یُتۡلَىٰ عَلَیۡكُمۡ فِی ٱلۡكِتَـٰبِ فِی
یَتَـٰمَى ٱلنِّسَاۤءِ ٱلَّـٰتِی لَا تُؤۡتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ
وَتَرۡغَبُونَ أَن تَنكِحُوهُنَّ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِینَ مِنَ ٱلۡوِلۡدَ ٰنِ وَأَن تَقُومُوا۟ لِلۡیَتَـٰمَىٰ بِٱلۡقِسۡطِۚ وَمَا
تَفۡعَلُوا۟ مِنۡ خَیۡرࣲ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِهِۦ عَلِیمࣰا
127.
Dan mereka minta fatwa
kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: “Allāh memberi fatwa kepadamu tentang
mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Quräan[2] (juga memfatwakan) tentang
para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa[3] yang ditetapkan untuk
mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka[4] dan tentang anak-anak yang
masih dipandang lemah. Dan (Allāh menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak
yatim secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya
Allāh adalah
Maha Mengetahuinya”.
وَإِنِ ٱمۡرَأَةٌ خَافَتۡ مِنۢ
بَعۡلِهَا نُشُوزًا أَوۡ إِعۡرَاضࣰا فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡهِمَاۤ أَن یُصۡلِحَا بَیۡنَهُمَا
صُلۡحࣰاۚ وَٱلصُّلۡحُ خَیۡرࣱۗ وَأُحۡضِرَتِ ٱلۡأَنفُسُ ٱلشُّحَّۚ وَإِن
تُحۡسِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣰا
128.
Dan jika seorang wanita
khawatir akan nusyuz[5] atau sikap tidak acuh dari
suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang
sebenar-benarnya[6],
dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut
tabiatnya kikir[7].
Dan jika kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz
dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allāh adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
وَلَن تَسۡتَطِیعُوۤا۟ أَن
تَعۡدِلُوا۟ بَیۡنَ ٱلنِّسَاۤءِ وَلَوۡ حَرَصۡتُمۡۖ فَلَا تَمِیلُوا۟ كُلَّ ٱلۡمَیۡلِ
فَتَذَرُوهَا كَٱلۡمُعَلَّقَةِۚ وَإِن تُصۡلِحُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ
كَانَ غَفُورࣰا رَّحِیمࣰا
129.
Dan kamu sekali-kali tidak
akan dapat berlaku adil di antara istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat
demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu
cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu
mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Allāh Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
وَإِن یَتَفَرَّقَا یُغۡنِ ٱللَّهُ
كُلࣰّا مِّن سَعَتِهِۦۚ وَكَانَ ٱللَّهُ وَ ٰسِعًا حَكِیمࣰا
130.
Jika keduanya bercerai,
maka Allāh akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan
karunia-Nya. Dan adalah Allāh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.
Keharusan
bertakwa.
وَلِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ وَلَقَدۡ وَصَّیۡنَا ٱلَّذِینَ
أُوتُوا۟ ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَإِیَّاكُمۡ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ وَإِن
تَكۡفُرُوا۟ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِیًّا حَمِیدࣰا
131.
Dan kepunyaan Allāh lah apa yang di langit dan apa yang di
bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang
diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allāh, dan
jika kamu kafir maka (ketahuilah) bahwasanya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan
Allāh[8]
dan Allāh Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.
وَلِلَّهِ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِیلًا
132.
Dan kepunyaan Allāh lah apa yang di langit dan apa yang di
bumi, cukuplah Allāh sebagai Pemelihara.
إِن یَشَأۡ یُذۡهِبۡكُمۡ أَیُّهَا ٱلنَّاسُ
وَیَأۡتِ بِـَٔاخَرِینَۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ ذَ ٰلِكَ قَدِیرࣰا
133.
Jika Allāh menghendaki,
niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain
(sebagai pengganti).
Dan adalah Allāh
Maha Kuasa berbuat demikian.
مَّن كَانَ یُرِیدُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡیَا
فَعِندَ ٱللَّهِ ثَوَابُ ٱلدُّنۡیَا وَٱلۡـَٔاخِرَةِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِیعَۢا
بَصِیرࣰا
134.
Barang siapa yang
menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allāh ada
pahala dunia dan akhirat. Dia Allāh Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Keharusan
berlaku adil.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
كُونُوا۟ قَوَّ ٰمِینَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَاۤءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰۤ
أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِینَۚ
إِن یَكُنۡ غَنِیًّا أَوۡ فَقِیرࣰا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ فَلَا
تَتَّبِعُوا۟ ٱلۡهَوَىٰۤ أَن تَعۡدِلُوا۟ۚ وَإِن تَلۡوُۥۤا۟ أَوۡ تُعۡرِضُوا۟
فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣰا
135.
Wahai orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allāh biarpun terhadap
diri kamu sendiri atau ibu-bapak dan kaum
kerabat kamu. Jika ia[9] kaya ataupun miskin, maka Allāh lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya
Allāh adalah Maha Mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan[ik4] .
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟
ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِی نَزَّلَ عَلَىٰ
رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن یَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ
وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ فَقَدۡ
ضَلَّ ضَلَـٰلَۢا بَعِیدًا
136.
Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allāh dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allāh
turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allāh turunkan sebelumnya. Barang
siapa yang kafir kepada Allāh, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para
Rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Beberapa
kejelekan orang munafik.
إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ
كَفَرُوا۟ ثُمَّ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ٱزۡدَادُوا۟ كُفۡرࣰا لَّمۡ یَكُنِ
ٱللَّهُ لِیَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِیَهۡدِیَهُمۡ سَبِیلَۢا
137.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian
beriman (pula) kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya[10], maka sekali-kali Allāh
tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) memimpin mereka
kepada jalan yang lurus.
بَشِّرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ بِأَنَّ
لَهُمۡ عَذَابًا أَلِیمًا
138.
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih.
ٱلَّذِینَ یَتَّخِذُونَ ٱلۡكَـٰفِرِینَ
أَوۡلِیَاۤءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۚ أَیَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزَّةَ
فَإِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِیعࣰا
139.
(Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi
teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua
kekuatan kepunyaan Allāh.
وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَیۡكُمۡ فِی ٱلۡكِتَـٰبِ
أَنۡ إِذَا سَمِعۡتُمۡ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ یُكۡفَرُ بِهَا وَیُسۡتَهۡزَأُ بِهَا
فَلَا تَقۡعُدُوا۟ مَعَهُمۡ حَتَّىٰ یَخُوضُوا۟ فِی حَدِیثٍ غَیۡرِهِۦۤ إِنَّكُمۡ
إِذࣰا مِّثۡلُهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ وَٱلۡكَـٰفِرِینَ فِی
جَهَنَّمَ جَمِیعًا
140.
Dan sungguh Allāh telah
menurunkan kepada kamu di dalam Al-Quräan, bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allāh diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain.
Karena sesungguhnya (kalau kamu
berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allāh akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.
ٱلَّذِینَ یَتَرَبَّصُونَ بِكُمۡ
فَإِن كَانَ لَكُمۡ فَتۡحࣱ مِّنَ ٱللَّهِ قَالُوۤا۟ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡ وَإِن
كَانَ لِلۡكَـٰفِرِینَ نَصِیبࣱ قَالُوۤا۟ أَلَمۡ نَسۡتَحۡوِذۡ عَلَیۡكُمۡ
وَنَمۡنَعۡكُم مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۚ فَٱللَّهُ یَحۡكُمُ بَیۡنَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۗ
وَلَن یَجۡعَلَ ٱللَّهُ لِلۡكَـٰفِرِینَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ سَبِیلًا
141.
(Yaitu) orang-orang yang
menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada diri kamu (hai orang-orang
mukmin). Maka jika terjadi bagi kamu
kemenangan dari Allāh mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) beserta
kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka
berkata: “Bukankah kami turut memenangkan kamu[11], dan membela kamu dari orang-orang yang beriman?”
Maka Allāh akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allāh
sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan
orang-orang yang beriman.
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ یُخَـٰدِعُونَ
ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوۤا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟
كُسَالَىٰ یُرَاۤءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا یَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِیلࣰا
142.
Sesungguhnya orang-orang
munafik itu menipu Allāh, dan Allāh
akan membalas tipuan mereka[12]. Bila mereka berdiri untuk bershalat
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya[13] (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allāh kecuali sedikit sekali[14].
مُّذَبۡذَبِینَ بَیۡنَ ذَ ٰلِكَ لَاۤ إِلَىٰ هَـٰۤؤُلَاۤءِ وَلَاۤ إِلَىٰ هَـٰۤؤُلَاۤءِۚ وَمَن
یُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِیلࣰا
143.
Mereka dalam keadaan
ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir); tidak masuk kepada golongan
ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang
kafir). Barang siapa yang disesatkan
Allāh[15],
maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan
(untuk memberi petunjuk) baginya.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلۡكَـٰفِرِینَ أَوۡلِیَاۤءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۚ أَتُرِیدُونَ
أَن تَجۡعَلُوا۟ لِلَّهِ عَلَیۡكُمۡ سُلۡطَـٰنࣰا مُّبِینًا
144.
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali[16] dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang
nyata bagi Allāh (untuk menyiksamu)?
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ فِی ٱلدَّرۡكِ
ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِیرًا
145.
Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah di neraka, dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
إِلَّا ٱلَّذِینَ تَابُوا۟
وَأَصۡلَحُوا۟ وَٱعۡتَصَمُوا۟ بِٱللَّهِ وَأَخۡلَصُوا۟ دِینَهُمۡ لِلَّهِ
فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ مَعَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۖ وَسَوۡفَ یُؤۡتِ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ
أَجۡرًا عَظِیمࣰا
146.
Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan
perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allāh dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allāh. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allāh akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala
yang besar.
مَّا یَفۡعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمۡ
إِن شَكَرۡتُمۡ وَءَامَنتُمۡۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِیمࣰا
147.
Mengapa Allāh akan menyiksa kamu, jika kamu
bersyukur dan beriman? Dan Allāh adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]“mu” di sini ada yang mengartikan dengan
kaum Muslim dan ada pula yang mengartikan dengan kaum musyrik. Maksudnya adalah
pahala di akhirat bukanlah menurut cita-cita mereka melainkan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan agama.
[2]Lihat QS. An-Nisā' ayat 2
dan 3.
[3]Pusaka dan maskawin.
[4]Menurut
adat Arab Jahiliah seorang wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam asuhannya
termasuk hartanya. Jika wanita yatim itu cantik dikawini dan diambil hartanya.
Jika wanita yatim itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan laki-laki lain
supaya dia tetap dapat menguasai hartanya. Kebiasaan di atas dilarang oleh ayat
ini.
[5]Nusyuz
yaitu meninggalkan kewajiban bersuami-istri. Contoh dari pihak istri adalah
meninggalkan rumah tanpa izin suami. Nusyuz dari pihak suami adalah bersikap
keras terhadap istrinya, tidak mau menggaulinya, dan tidak mau memberikan hak
istrinya.
[6]Seperti istri bersedia
beberapa haknya dikurangi asalkan suaminya mau baik kembali.
[7]Jika istri melepaskan sebagian hak-haknya, suami
boleh menerimanya.
[8]Kekafiran itu tidak akan
mendatangkan kemudharatan sedikitpun kepada Allāh.
[9]Orang yang tergugat atau terdakwa.
[10]Selain kafir, juga melecehkan Islam.
[11]Dengan jalan membuka rahasia orang-orang
mukmin dan menyampaikan perihal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau
mereka berperang di pihak orang-orang mukmin mereka berperang tidak dengan
sepenuh hati.
[12]Allāh membiarkan mereka dalam pengakuan
beriman, dan dilayani sebagaimana orang mukmin. Namun Allāh sudah menyediakan
neraka bagi mereka sebagai balasan atas tipuan mereka itu.
[13]Riya adalah melakukan suatu amal tidak
untuk mencari keridaan Allāh tetapi untuk mencari pujian atau popularitas
masyarakat.
[14]Maksudnya jarang
sembahyang, dan shalat hanya agar dilihat orang lain.
[15]Sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allāh.
[16]Wali jamaknya auliyaa, berarti teman yang akrab,
juga berarti pelindung atau penolong.
Komentar