- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
TAKTIK,
TUJUAN, DAN ADAB PERANG DALAM ISLAM
Keharusan siap siaga terhadap musuh.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟
خُذُوا۟ حِذۡرَكُمۡ فَٱنفِرُوا۟ ثُبَاتٍ أَوِ ٱنفِرُوا۟ جَمِیعࣰا
71.
Hai orang-orang yang
beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok,
atau majulah bersama-sama.
وَإِنَّ مِنكُمۡ لَمَن لَّیُبَطِّئَنَّ
فَإِنۡ أَصَـٰبَتۡكُم مُّصِیبَةࣱ قَالَ قَدۡ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَیَّ إِذۡ لَمۡ
أَكُن مَّعَهُمۡ شَهِیدࣰا
72.
Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang
sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran)[1]. Jika kamu ditimpa musibah ia berkata:
“Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak
ikut berperang bersama-sama mereka”.
وَلَىِٕنۡ أَصَـٰبَكُمۡ فَضۡلࣱ مِّنَ ٱللَّهِ
لَیَقُولَنَّ كَأَن لَّمۡ تَكُنۢ بَیۡنَكُمۡ وَبَیۡنَهُۥ مَوَدَّةࣱ یَـٰلَیۡتَنِی
كُنتُ مَعَهُمۡ فَأَفُوزَ فَوۡزًا عَظِیمࣰا
73.
Dan sungguh jika kamu memperoleh karunia (kemenangan) dari Allāh, tentu
ia mengatakan –seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu
dengan ia-: “Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya
mendapatkan kemenangan yang besar (pula)”.
فَلۡیُقَـٰتِلۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِینَ
یَشۡرُونَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا بِٱلۡـَٔاخِرَةِۚ وَمَن یُقَـٰتِلۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ
فَیُقۡتَلۡ أَوۡ یَغۡلِبۡ فَسَوۡفَ نُؤۡتِیهِ أَجۡرًا عَظِیمࣰا
74.
Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar
kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat[2] berperang di jalan Allāh. Barang siapa yang
berperang di jalan Allāh, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan
Kami berikan kepadanya pahala yang besar.
وَمَا لَكُمۡ لَا تُقَـٰتِلُونَ فِی
سَبِیلِ ٱللَّهِ وَٱلۡمُسۡتَضۡعَفِینَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَاۤءِ وَٱلۡوِلۡدَ ٰنِ ٱلَّذِینَ یَقُولُونَ رَبَّنَاۤ أَخۡرِجۡنَا مِنۡ هَـٰذِهِ ٱلۡقَرۡیَةِ
ٱلظَّالِمِ أَهۡلُهَا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِیࣰّا وَٱجۡعَل لَّنَا مِن
لَّدُنكَ نَصِیرًا
75.
Mengapa kamu tidak mau
berperang di jalan Allāh dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki,
wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari
negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau”.
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ یُقَـٰتِلُونَ
فِی سَبِیلِ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ یُقَـٰتِلُونَ فِی سَبِیلِ ٱلطَّـٰغُوتِ
فَقَـٰتِلُوۤا۟ أَوۡلِیَاۤءَ ٱلشَّیۡطَـٰنِۖ إِنَّ كَیۡدَ ٱلشَّیۡطَـٰنِ كَانَ
ضَعِیفًا
76.
Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allāh, dan orang-oang yang kair berperang di jalan taghut,
sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Sikap orang-orang munafik dalam menghadapi
peperangan.
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِینَ قِیلَ
لَهُمۡ كُفُّوۤا۟ أَیۡدِیَكُمۡ وَأَقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ
فَلَمَّا كُتِبَ عَلَیۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ إِذَا فَرِیقࣱ مِّنۡهُمۡ یَخۡشَوۡنَ ٱلنَّاسَ
كَخَشۡیَةِ ٱللَّهِ أَوۡ أَشَدَّ خَشۡیَةࣰۚ وَقَالُوا۟ رَبَّنَا لِمَ كَتَبۡتَ
عَلَیۡنَا ٱلۡقِتَالَ لَوۡلَاۤ أَخَّرۡتَنَاۤ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ قَرِیبࣲۗ قُلۡ
مَتَـٰعُ ٱلدُّنۡیَا قَلِیلࣱ وَٱلۡـَٔاخِرَةُ خَیۡرࣱ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ وَلَا
تُظۡلَمُونَ فَتِیلًا
77.
Tidakkah kamu perhatikan
orang-orang yang dikatakan kepada mereka[3]: “Tahanlah tanganmu (dari
berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!”
Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka
(golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allāh,
bahkan lebih dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai pada beberapa
waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat
itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun[4].
أَیۡنَمَا تَكُونُوا۟ یُدۡرِككُّمُ ٱلۡمَوۡتُ
وَلَوۡ كُنتُمۡ فِی بُرُوجࣲ مُّشَیَّدَةࣲۗ وَإِن تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةࣱ یَقُولُوا۟
هَـٰذِهِۦ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ وَإِن تُصِبۡهُمۡ سَیِّئَةࣱ یَقُولُوا۟ هَـٰذِهِۦ
مِنۡ عِندِكَۚ قُلۡ كُلࣱّ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ فَمَالِ هَـٰۤؤُلَاۤءِ ٱلۡقَوۡمِ
لَا یَكَادُونَ یَفۡقَهُونَ حَدِیثࣰا
78.
Dimana saja kamu berada
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[5], mereka mengatakan: “Ini
adalah dari sisi Allāh”, dan kalau mereka
ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
“Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allāh”. Maka mengapa
orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan[6] (sedikitpun)?
مَّاۤ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةࣲ فَمِنَ
ٱللَّهِۖ وَمَاۤ أَصَابَكَ مِن سَیِّئَةࣲ فَمِن نَّفۡسِكَۚ وَأَرۡسَلۡنَـٰكَ
لِلنَّاسِ رَسُولࣰاۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِیدࣰا
79.
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allāh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan
cukuplah Allāh menjadi saksi.
مَّن یُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ
أَطَاعَ ٱللَّهَۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ عَلَیۡهِمۡ حَفِیظࣰا
80.
Barang siapa menaati Rasul
itu, sesungguhnya ia telah menaati Allāh. Dan barang siapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka[7].
وَیَقُولُونَ طَاعَةࣱ فَإِذَا
بَرَزُوا۟ مِنۡ عِندِكَ بَیَّتَ طَاۤىِٕفَةࣱ مِّنۡهُمۡ غَیۡرَ ٱلَّذِی تَقُولُۖ وَٱللَّهُ
یَكۡتُبُ مَا یُبَیِّتُونَۖ فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ
وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِیلًا
81.
Dan mereka (orang-orang
munafik) mengatakan: “(Kewajiban kami hanyalah) taat”. Tetapi apabila mereka
telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari
(mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allāh menulis
siasat yang mereka atur di malam hari itu, sebab itu berpalinglah kamu dari
mereka dan tawakallah kepada Allāh. Cukuplah Allāh menjadi Pelindung.
أَفَلَا یَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَۚ
وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَیۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِیهِ ٱخۡتِلَـٰفࣰا كَثِیرࣰا
82.
Apakah mereka tidak
memperhatikan Al-Quräan? Kalau kiranya Al-Quräan itu bukan dari sisi Allāh,
tentulah mereka mendapati pertentangan yang banyak di dalamnya.
وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ
أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ
أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ
وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّیۡطَـٰنَ
إِلَّا قَلِیلࣰا
83.
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita
tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Padahal kalau
mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri[8] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahui dari mereka (Rasul dan ulil
amri)[9]. Kalau tidaklah karena karunia dan
rahmat Allāh kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan, kecuali sebagian
kecil saja (di antara kamu).
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Merasa sangat keberatan ikut pergi berperang.
[2]Orang-orang mukmin yang menukar kehidupan akhirat
atas kehidupan dunia ini.
[3]Orang-orang yang menampakkan dirinya beriman dan
minta izin berperang sebelum ada perintah berperang.
[4]Pahala turut berperang tidak akan dikurangi
sedikitpun.
[5]Kemenangan dalam peperangan atau rezki.
[6]Pelajaran dan nasihat-nasihat yang diberikan.
[7]Rasul tidak bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan
mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.
[8]Tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara
mereka.
[9]Menurut mufassirin yang lain, maksudnya
kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul
dan ulil amri, tentulah Rasul dan ulil amri yang ahli dapat menetapkan
kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
Komentar