- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
MUQADDIMAH
Surat Al-Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah adalah surat yang pertama kali diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang lain di dalam Al-Quräan dan termasuk golongan surat Makkiyyah.
Surat ini disebut Al-Faatihah karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al-Quräan. Dinamakan “Ummul Quräan” (induk Al-Quräan) atau “Ummul Kitaab” (induk Al-Kitaab) karena dia merupakan induk bagi semua isi Al-Quräan, serta menjadi inti sari dari kandungan Al-Quräan, dank arena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-Quräan, yaitu:
a. Keimanan.
1) beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat ke- 2, dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas sesuatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat di ala mini;
2) diantara nikmat itu adalah nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata “Rabb” dalam kalimat “Rabbul ‘aalamiin” tidak hanya berarti “Tuhan dan Penguasa”, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala ala mini bersumber dari Allah, karena Tuhan lah yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan, dan pertumbuhan oleh Allah di ala mini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat ke-5, yaitu “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” (hanya Engkau lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau lah kami mohon pertolongan);
3) janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan “Yang menguasai hari pembalasan” adalah pada hari itu Allah lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya; dan
4) “Ibadat” yang terdapat pada ayat ke-5 semata-mata ditujukan kepada Allah selanjutnya lihat no.6.
b. Norma hukum.
1) Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat; dan
2) “Hidayah”, maksudnya adalah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun ahlak, hukum-hukum, dan pelajaran.
c. Kisah-kisah.
1) Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah;
2) yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini ialah para Nabi, para shiddiqin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhada (orang-orang yang mati sahid), dan sholihin (orang-orang yang saleh); dan
3) orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan di atas terdapat dalam ayat-ayat Al-Quräan yang lain.
BACA SELANJUTNYA .....
Komentar