- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kisah Nabi Shaleh عليه السلام.
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَـٰلِحࣰاۚ قَالَ یَـٰقَوۡمِ
ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَـٰهٍ غَیۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ
وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِیهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوۤا۟ إِلَیۡهِۚ إِنَّ رَبِّی
قَرِیبࣱ مُّجِیبٌ
61.
Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka
Shaleh, Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allāh, sekali-kali tidak ada
bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan
kalian pemakmurnya[1],
karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya, sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”.
قَالُوا۟ یَـٰصَـٰلِحُ قَدۡ كُنتَ فِینَا مَرۡجُوࣰّا
قَبۡلَ هَـٰذَاۤۖ أَتَنۡهَىٰنَاۤ أَن نَّعۡبُدَ مَا یَعۡبُدُ ءَابَاۤؤُنَا
وَإِنَّنَا لَفِی شَكࣲّ مِّمَّا تَدۡعُونَاۤ إِلَیۡهِ مُرِیبٍ
62.
Kaum Tsamud berkata: “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu
sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu
melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami?
Sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama
yang kamu serukan kepada kami”.
قَالَ یَـٰقَوۡمِ أَرَءَیۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَیِّنَةࣲ
مِّن رَّبِّی وَءَاتَىٰنِی مِنۡهُ رَحۡمَةࣰ فَمَن یَنصُرُنِی مِنَ ٱللَّهِ إِنۡ
عَصَیۡتُهُۥۖ فَمَا تَزِیدُونَنِی غَیۡرَ تَخۡسِیرٍ
63.
Shaleh berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiran kalian
jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat
dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allāh jika aku
mendurhakai-Nya. Sebab itu kalian tidak menambah apapun kepadaku selain dari
kerugian”.
وَیَـٰقَوۡمِ هَـٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَایَةࣰۖ
فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِیۤ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوۤءࣲ فَیَأۡخُذَكُمۡ
عَذَابࣱ قَرِیبٌ
64.
“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allāh sebagai
mukjizat untuk kalian, sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allāh, dan
janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan
kalian ditimpa azab yang dekat”.
فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا۟ فِی دَارِكُمۡ
ثَلَـٰثَةَ أَیَّامࣲۖ ذَ ٰلِكَ وَعۡدٌ غَیۡرُ مَكۡذُوبٍ
65.
Tetapi mereka menusuk unta itu. Maka berkatalah
Shaleh: “Bersukarialah kalian di rumah kalian selama tiga hari[2], itu adalah janji yang
tidak dapat didustakan”.
فَلَمَّا جَاۤءَ أَمۡرُنَا نَجَّیۡنَا صَـٰلِحࣰا وَٱلَّذِینَ
ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةࣲ مِّنَّا وَمِنۡ خِزۡیِ یَوۡمِىِٕذٍۚ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ ٱلۡقَوِیُّ ٱلۡعَزِیزُ
66.
Tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh
beserta orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami dan (Kami
selamatkan mereka) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia lah Yang Maha Kuat lagi
Maha Kuasa.
وَأَخَذَ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ ٱلصَّیۡحَةُ
فَأَصۡبَحُوا۟ فِی دِیَـٰرِهِمۡ جَـٰثِمِینَ
67.
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa
orang-orang yang zalim itu lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
كَأَن لَّمۡ یَغۡنَوۡا۟ فِیهَاۤۗ أَلَاۤ إِنَّ
ثَمُودَا۟ كَفَرُوا۟ رَبَّهُمۡۗ أَلَا بُعۡدࣰا لِّثَمُودَ
68.
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam[3] di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi
kaum Tsamud.
Kisah Nabi Ibrahim عليه
السلام dan Nabi Luth عليه السلام.
وَلَقَدۡ جَاۤءَتۡ رُسُلُنَاۤ إِبۡرَ ٰهِیمَ
بِٱلۡبُشۡرَىٰ قَالُوا۟ سَلَـٰمࣰاۖ قَالَ سَلَـٰمࣱۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَاۤءَ
بِعِجۡلٍ حَنِیذٍ
69.
Dan sesungguhnya para utusan Kami (para Malaikat)
telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan:
“Selamat”. Ibrahim menjawab: “Selamatlah”. Tidak lama kemudian Ibrahim
menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
فَلَمَّا رَءَاۤ أَیۡدِیَهُمۡ لَا تَصِلُ إِلَیۡهِ
نَكِرَهُمۡ وَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِیفَةࣰۚ قَالُوا۟ لَا تَخَفۡ إِنَّاۤ
أُرۡسِلۡنَاۤ إِلَىٰ قَوۡمِ لُوطٍ
70.
Tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya,
Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka.
Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, karena sesungguhnya kami adalah (para
Malaikat) yang pernah diutus kepada kum Luth”.
وَٱمۡرَأَتُهُۥ قَاۤىِٕمَةࣱ فَضَحِكَتۡ فَبَشَّرۡنَـٰهَا
بِإِسۡحَـٰقَ وَمِن وَرَاۤءِ إِسۡحَـٰقَ یَعۡقُوبَ
71.
Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum maka Kami
sampaikan kepadanya berita gembira akan (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak
(lahir pula) Yaqub.
قَالَتۡ یَـٰوَیۡلَتَىٰۤ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزࣱ
وَهَـٰذَا بَعۡلِی شَیۡخًاۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَیۡءٌ عَجِیبٌ
72.
Istrinya berkata: “Sungguh mengherankan apakah aku
akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan ini suamiku
pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu
yang sangat aneh”.
قَالُوۤا۟ أَتَعۡجَبِینَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ
رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَـٰتُهُۥ عَلَیۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَیۡتِۚ إِنَّهُۥ حَمِیدࣱ
مَّجِیدٌ
73.
Para Malaikat itu berkata: “Apakah kalian merasa heran
tentang ketetapan Allāh? (Itu adalah) rahmat Allāh dan keberkatan-Nya terhadap kalian hai ahlulbait! Sesungguhnya Allāh Maha Terpuji lagi
Maha Pemurah”.
فَلَمَّا ذَهَبَ عَنۡ إِبۡرَ ٰهِیمَ
ٱلرَّوۡعُ وَجَاۤءَتۡهُ ٱلۡبُشۡرَىٰ یُجَـٰدِلُنَا فِی قَوۡمِ لُوطٍ
74.
Tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita
gembira telah datang padanya diapun bertanya
jawab dengan (para
Malaikat) Kami tentang kaum Luth.
إِنَّ إِبۡرَ ٰهِیمَ لَحَلِیمٌ أَوَّ ٰهࣱ مُّنِیبٌ
75.
Sesungguhnya Ibrahim itu seorang yang
penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allāh.
یَـٰۤإِبۡرَ ٰهِیمُ أَعۡرِضۡ عَنۡ هَـٰذَاۤۖ إِنَّهُۥ قَدۡ جَاۤءَ
أَمۡرُ رَبِّكَۖ وَإِنَّهُمۡ ءَاتِیهِمۡ عَذَابٌ غَیۡرُ مَرۡدُودٍ
76.
Hai Ibrahim, tinggalkanlah tanya
jawab ini, karena sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan
sesungguhnya mereka itu akan didatangi (ditimpa) azab yang tidak dapat ditolak.
وَلَمَّا جَاۤءَتۡ رُسُلُنَا لُوطࣰا سِیۤءَ بِهِمۡ
وَضَاقَ بِهِمۡ ذَرۡعࣰا وَقَالَ هَـٰذَا یَوۡمٌ عَصِیبٌ
77.
Dan tatkala datang para utusan Kami (Malaikat) itu
kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan merasa sempit
dadanya terhadap kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat
sulit[4]”.
وَجَاۤءَهُۥ قَوۡمُهُۥ یُهۡرَعُونَ إِلَیۡهِ وَمِن
قَبۡلُ كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ ٱلسَّیِّـَٔاتِۚ قَالَ یَـٰقَوۡمِ هَـٰۤؤُلَاۤءِ
بَنَاتِی هُنَّ أَطۡهَرُ لَكُمۡۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ فِی ضَیۡفِیۤۖ
أَلَیۡسَ مِنكُمۡ رَجُلࣱ رَّشِیدٌ
78.
Dan
datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas dan sejak dahulu mereka selalu
melakukan perbuatan-perbuatan yang keji[5]. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi
kalian, maka bertakwalah kepada Allāh dan janganlah kalian mencemarkan (nama)ku
terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?”
قَالُوا۟ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا لَنَا فِی بَنَاتِكَ
مِنۡ حَقࣲّ وَإِنَّكَ لَتَعۡلَمُ مَا نُرِیدُ
79.
Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui
bahwa kami tidak mempunyai keinginan[6] terhadap putri-putrimu;
dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki”.
قَالَ لَوۡ أَنَّ لِی بِكُمۡ قُوَّةً أَوۡ ءَاوِیۤ
إِلَىٰ رُكۡنࣲ شَدِیدٍ
80.
Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan
(untuk menolak kalian) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang
kuat (tentu aku lakukan)”.
قَالُوا۟ یَـٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن یَصِلُوۤا۟
إِلَیۡكَۖ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعࣲ مِّنَ ٱلَّیۡلِ وَلَا یَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ
أَحَدٌ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِیبُهَا مَاۤ أَصَابَهُمۡۚ إِنَّ
مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَیۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِیبٍ
81.
Para utusan (Malaikat) berkata: “Hai Luth,
sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan
dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan para
pengikut kamu di akhir malam – dan janganlah ada seorangpun yang tertinggal[7] – kecuali istrimu, sesungguhnya
dia akan tertimpa azab yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat jatuhnya azab
kepada mereka adalah di waktu subuh, bukankah subuh itu sudah dekat?”
فَلَمَّا جَاۤءَ أَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَـٰلِیَهَا
سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَیۡهَا حِجَارَةࣰ مِّن سِجِّیلࣲ مَّنضُودٍ
82.
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan yang di
atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah-tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi,
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِیَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِینَ
بِبَعِیدٍ
83.
Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan batu-batu itu
tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim[8].
SEBELUMNYA ..... SELANJUTNYA .....
[1]Menguasai dan memakmurkan dunia.
[2]Karena sudah melanggar larangan tersebut maka
hidup mereka dibatasi tinggal 3 (tiga) hari.
[3]Mereka dihancurkan oleh guntur (petir) itu
sehingga mereka hancur lebur tanpa bekas seolah-olah mereka tidak pernah ada.
[4]Karena mereka berupa pemuda yang tampan rupawan
sedangkan kaum Luth amat menyukai yang seperti itu untuk melakukan homo
seksual. Dan Nabi Luth merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana ada
gangguan dari kaumnya.
[5]Melakukan liwath/homoseksual.
[6]Tidak mempunyai syahwat terhadap wanita.
[7]Kata “tertinggal” diterjemahkan dari kata
“jal’afit”. Mufassirin menerjemahkannya dengan “menoleh ke belakang”.
[8]Orang-orang zalim itu pasti mendapat siksa yang demikian. Sebagian ahli tafsir mengartikan bahwa negeri-negeri kaum Luth yang dibinasakan itu tidak jauh dari negeri Mekah. Tambahan dari pereview, batu-batu tersebut mengenai orang-orang zalim.
Komentar